Asyiknya Memainkan Sekaligus Mengoleksi Action Figure

Jakarta -Action figure sejatinya adalah mainan. Tapi pemainnya ternyata tak hanya anak kecil, orang dewasa pun banyak yang menyukai action figure. Tak sekadar memainkan, action figure juga telah menjadi salah satu collector's item yang populer.

Action figure adalah miniatur tokoh-tokoh film, komik, video game, dan sebagainya. Istilah action figure kali pertama dipopulerkan oleh produsen mainan Hasbro asal Amerika Serikat. Hasbro merupakan pemegang merk untuk sejumlah produk ternama seperti GI Joe dan Transformers.


Ketika ingin memasarkan mainan GI Joe pada 1964, Hasbro mengeluarkan istilah action figure untuk menyasar anak laki-laki. Ini karena istilah boneka dirasa kurang pas untuk anak laki-laki, kurang macho. Apalagi GI Joe adalah karakter berbau militer, sehingga action figure merupakan sebutan yang lebih cocok.


Era 1980-an mungkin pantas disebut masa keemasan action figure. Bahkan ketika itu sejumlah seri animasi sengaja dibuat untuk kepentingan penjualan action figure, seperti Inhumanoid atau The Centurions. Sejumlah film kartun seperti Teenage Mutant Ninja Turtles, He-Man and The Masters of the Universe, Thundercats, atau The Real Ghostbusters pun ikut mendongkrak kepopuleran action figure.


Pada dekade 1990-an, para kolektor action figure mulai tidak malu-malu lagi. Mereka bahkan membentuk komunitas sendiri, yang anggotanya kebanyakan orang dewasa. Action figure bukan lagi sekedar mainan, tetapi menjadi barang koleksi yang bernilai tinggi.


Action figure klasik yang sudah langka biasanya berharga mahal. Seperti diberitakan Daily Mail, sebuah action figure dari seri Star Wars bisa laku terjual sampai 7.000 poundsterling, atau sekitar Rp 126 juta. Bukan Luke Skywalker atau Han Solo, tetapi ini karakter robot medis yang tampil di film The Empire Strikes Back. Namanya adalah FX-7 the Medical Droid.


Action figure tersebut merupakan produksi Palitoy pada1980. Si penjual melelangnya di Vectis, rumah lelang yang mengkhususkan diri untuk mainan dan barang koleksi. Setelah membuka harga di 70 poundsterling (Rp 1,26 juta), FX-7 laku terjual 100 kali lipat dari itu.


“Ketika pertama melihat benda itu, kami tidak pernah menyangka. Penawarannya terus meningkat, bahkan beberapa orang saling bersaing,” kata Louise Harker, Juru Bicara Vectis.


Apalagi, lanjut Harker, karakter FX-7 sangat tidak akrab di telinga. “Namun terkadang ada kolektor yang sangat ingin membuat koleksinya lengkap, tinggal kurang 1-2 yang belum dimiliki. Jadi ketika ada yang menjual action figure incarannya, sang kolektor sudah tidak mempedulikan nilai uang,” jelasnya.


(hds/DES)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!