Tutup toko tersebut diumumkan McDonald's di situsnya dan di depan pintu toko tertulis, alasan penutupan adalah karena masalah di sisi manufaktur. Pihak McDonald's menyatakan penutupan hanya sementara.
Kondisi ini membuat pegawai McDonald's terpaksa menganggur. "Mereka (pihak McDonald's) menyampaikan kepada kami, penutupan toko dilakukan karena Kiev (ibu kota Ukraina) tidak lagi mengirimkan bahan-bahan makanan," ujar Lilia, seorang pegawai McDonald's di Crime yang berusia 21 tahun, seperti dilansir dari AFP, Sabtu (5/4/2014).
"Sejumlah orang tertawa. Ada juga yang menangis. Ini menjadi kejutan karena terjadi tiba-tiba," ujar Lilia.
Tutupnya rumah makan McDonald's ini menimbulkan persepsi mengenai ketidakpastian keberadaan perusahaan Barat di Rusia, pasca pengambilalihan Criema oleh Rusia.
Pihak AS dan sekutunya di Eropa memang akan memberikan sejumlah sanksi ekonomi kepada pejabat di Moskow, karena pengambilalihan Crimea tersebut. Bahkan kantor pos Ukraina meminta agen PBB untuk menghentikan pelayanan di Crimea karena sulitnya mengirimkan pos ke wilayah tersebut.
Deutsche Post, sebuah perusahaan pos terbesar Jerman, telah menghentikan pengiriman surat dan paket ke Crimea.
Untuk McDonald's, perusahaan asal AS ini mengatakan akan membuka kembali tokonya di Crimea bila situasi sudah bersahabat. Mereka juga berjanji, para karyawan akan kembali bekerja, atau dipindahkan bersama keluarga dengan biaya yang ditanggung sepenunya.
Langkah McDonald's menutup tokonya di Crimea membuat para politisi Rusia senang. "Sangat bagus McDonald's menutup cabangnya di Crimea. Biar mereka menutup cabangnya di sini (Rusia) juga," kata anggota dewan Rusia Vladimir Zhirinovsky.
(dnl/dnl)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
