Anggaran Terlalu Sensitif, Subsidi BBM Tahun Ini Bisa Jebol Lagi

Jakarta -Pemerintah menyediakan anggaran Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi Rp 210,7 triliun pada tahun ini. Anggaran tersebut kemungkinan akan melonjak atau melewati target pemerintah. Meskipun volume bisa dijaga pada 48 juta kiloliter (KL).

Ini disebabkan karena BBM adalah komoditas yang memiliki risiko besar dan cukup sensitif akan pengaruh situasi eksternal (variable shock). Terutama bila harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah bergerak.


Setiap depresiasi atau pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sebesar 5%, maka anggaran subsidi BBM akan bertambah Rp 20,3 triliun.


Saat ini dolar berada pada kisaran Rp 11.300. Ini masih berada di atas asumsi makro dolar AS yang ditetapkan pemerintah pada APBN 2014 sebesar Rp 10.500.


"Kalau rupiah itu terus melemah, maka anggaran subsidi akan jadi membengkak," kata Kepala Ekonom Bank Danamon Anton Gunawan kepada detikFinance, Jumat (4/4/2014).


Kemudian faktor selanjutnya adalah, harga minyak dunia. Bila harga minyak naik sebesar 5%, maka anggaran subsidi BBM yang akan bertambah adalah Rp 16,6 triliun.


Pada asumsi makro APBN 2014, harga minyak yang dipatok adalah US$ 106 per barel. Melihat dalam tiga bulan terakhir, kondisi harga minyak memang bergerak tidak terlalu jauh dari asumsi pemerintah.Next


(mkl/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!