Dana Subsidi BBM RI 3 Tahun Bisa Untuk Bangun 4 Tol Atas Laut

Jakarta -Ratusan triliun rupiah habis untuk subsidi BBM tiap tahun. Menurut pemerintah, sebenarnya 94% anggaran subsidi BBM ini dinikmati oleh masyarakat yang mampu.

Berdasarkan data yang dirangkum detikFinance, Jumat (4/4/2014) dalam tiga tahun terakhir (2011-2013), total anggaran yang dikeluarkan pemerintah untuk subsidi BBM adalah Rp 635,6 triliun. Bila ditambah dengan anggaran tahun ini Rp 210,7 triliun, totalnya mencapai Rp 846,3 triliun.


Pada tahun 2011, anggaran BBM bersubsidi Rp 213,7 triliun. Melewati target pemerintah yang hanya mematok anggaran Rp 165,1 triliun dalam APBN 2011.


Kemudian di 2012, anggaran yang dihabiskan untuk subsidi BBM adalah Rp 211,9 triliun, atau mencapai 154,22% dari pagu subsidi BBM dalam APBN-P 2012 sebesar Rp 137,4 triliun.


Sedangkan di 2013 belanja subsidi BBM yang mencapai Rp 210 triliun atau 105,1 % dari pagu Rp 199,9 triliun. Meskipun pada pertengahan tahun 2013 sudah diambil kebijakan kenaikan harga.


Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) melaporkan, dari anggaran yang dikeluarkan hampir semua dana dinikmati orang kaya. Bukan orang yang seharusnya menikmati BBM subsidi, yakni rakyat miskin.


Pada tahun ini kuota BBM subsidi ditetapkan 48 juta kilo liter, atau sama dengan tahun lalu. Namun walau sama jatahnya, anggaran yang disiapkan untuk subsidi BBM justru melonjak Rp 11 triliun, salah satunya karena kurs rupiah dan harga minyak yang makin hari makin meningkat.


Apalagi hampir sebagian besar pasokan BBM nasional dipasok dari negara lain, sementara produksi minyak nasional sendiri kurang dari 804.000 barel per hari, dari kebutuan BBM nasional sebanyak 1,5 juta barel per hari.


Bila Indonesia tidak memberi subsidi BBM yang salah sasaran ini. Maka pemerintah bisa membiayai 4 buah proyek tol atas laut seperti yang digagas konsorsium 19 BUMN di Pantura. Ruas tol di atas laut dari Surabaya-Cirebon sepanjang 500 km senilai Rp 140 triliun.


Jadi, dana subsidi BBM sebesar Rp 600 triliun lebih bisa dipakai untuk membangun tol atas laut di Pantura, dan juga bisa untuk pembangunan tol Trans Sumatera, dan bahkan berbagai proyek infrastruktur di Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua.


(mkl/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!