Bank Dunia, ADB, Hingga BI Minta RI Naikkan Harga BBM

Jakarta -Sejumlah pihak hingga lembaga asing meminta pemerintah Indonesia mengurangi subsidi BBM yang dinilai terlalu membebani anggaran. Anggaran subsidi BBM Rp 211 triliun tahun ini, 94% dinikmati orang mampu.

Tidak tepat sasarannya subsidi BBM ini, bahkan membuat pemerintah didorong untuk menghapuskan saja subsidi BBM ini.


Lembaga internasional Bank Dunia jadi salah satu yang konsisten meminta pemerintah Indonesia mengurangi subsidi BBM. Kepala Perwakilan Bank Dunia Rodrigo Chaves mengatakan, seharusnya kebijakan pemerintah Indonesia sejalan untuk memperkuat ekonomi Indonesia. Termasuk kebijakan subsidi yang dikeluarkan seharusnya ditujukan untuk kepentingan yang mendesak.


"Harus ada penyesuaian kebijakan-kebijakan yang mencakup pengalihan belanja subsidi yang signifikan, seharusnya subsidi dialokasikan untuk kebutuhan-kebutuhan yang lebih mendesak, seperti subsidi untuk investasi dalam bidang infrastruktur, perbaikan iklum investasi, dan perbaikan pelayanan masyarakat," ujar Rodrigo Maret 2014 lalu.


Bila pemerintah tetap memberikan alokasi BBM subsidi yang terlalu besar, menurut Bank Dunia akan menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia.


"Jika tidak ada perubahan kebijakan khususnya alokasi subsidi, maka akan menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini yang kami perkirakan hanya 5,3% turun dibandingkan tahun sebelumnya pada 2013 yang mencapai 5,8% dan 6,2% pada 2012," ungkap Rodrigo.


Bahkan Bank Dunia mendorong agar pemerintahan baru nanti hasil pemilu 2014, menaikkan harga BBM subsidi Rp 8.500 per liter.Next


(rrd/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!