Pemerintah Siapkan Strategi Tekan Impor Bahan Baku dan Barang Modal Industri

Jakarta -Pemerintah mulai sadar untuk menyiapkan strategi mengurangi ketergantungan impor untuk keperluan industri di dalam negeri. Impor bahan baku hingga barang modal seperti mesin-mesin industri lokal masih sangat tinggi sejalan pertumbuhan industri, karena belum terintegrasinya industri hulu-hilir.

Terkait masalah tadi, Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat disambangi Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri di kantor Kemenperin hari ini. Rapat berlangsung dari pukul 15.00-17.00 WIB.


Hidayat mengatakan, pertemuan yang dilakukan antara dua kementerian ini fokus membahas kebijakan pengurangan impor barang modal dan bahan baku. Masih tingginya impor tersebut berpengaruh pada neraca perdagangan Indonesia.


"Saat ini pertumbuhan industri selalu diikuti dengan pertumbuhan impor. Kemenperin membuat planning 5 tahun ke depan untuk mengurangi itu dan dibarengi bea fiskal, bea masuk dan sebagainya. Menkeu ingin dibuat suatu policy yang terintegrasi," kata Hidayat pada konferensi pers seusai rapat, Selasa (1/4/2014).


Sementara itu, Chatib Basri menambahkan, BPS baru saja mengumumkan neraca perdagangan surplus US$ 875 juta. Itu disebabkan karena adanya impor alat listrik atau elektronika yang mengalami penurunan.


Chatib menjelaskan Pemerintah mendorong investasi perusahaan pembuat telepon seluler untuk membangun pabrik di Indonesia. Kebijakan ini untuk mengurangi impor bahan baku dan produk jadi.


"Kalau policy dibuat seperti ini dia bisa mengurangi impor dan menarik orang untuk investasi di sini. Tadi kita identifikasi kira-kira apalagi yang bisa seperti ini. Ke depan bukan hanya impornya berkurang tapi basic industry-nya ada di sini," kata Chatib.Next


(zul/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!