BI Waspada Dana Asing Rp 130 Triliun 'Kabur' dari Indonesia

Jakarta -Bank Indonesia (BI) memperingatkan pemerintah akan adanya ancaman arus dana keluar alias capital outflow hingga Rp 130 triliun. Salah satu pemicunya adalah membaiknya kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS).

Agus menerangkan, ancaman tersebut timbul karena sejak tahun 2009 sejumlah negara berkembang termasuk Indonesia telah menerima aliran dana yang cukup besar dari AS. Dalam 4 tahun terakhir ekonomi AS sudah mencoba bangkit melalui program pemberian stimulus ekonomi yang diberikan bank sentralnya, The Federal Reserve.


"Selama paling tidak 4 tahun, ketika Amerika memberikan stimulus moneter, itu memang menjadi formula sehingga mempengaruhi nilai tukar yang lebih kuat di negara berkembang termasuk Indonesia," kata Gubernur BI Agus Martowardojo di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (3/6/2014).


Ancaman tersebut, lanjut Agus, setidaknya mulai terlihat sejak tahun 2013 lalu ketika bank sentral AS melakukan perubahan kebijakan dengan mengurangi stimulus ekonominya, mengaharuskan pelaku pasar di AS menarik dananya yang sebelumnya ditanamkan di sejumlah negara-negara berkembang.


Akibatnya, nilai tukar mata uang di sejumlah negara mengalami depresiasi yang cukup dalam. Termasuk juga mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).


"Kami melihat, ancaman dari Amerika juga kan disertai ancaman akan ada peningkatan tingkat suku bunga karena anggapan mulai membaiknya kondisi ekonomi di negara tersebut. Akan bisa mengancam dana yang ada di Indonesia," papar dia.


"Rp 130 triliun apabila kondisi global menunjukkan negara Amerika Serikat semakin kuat, tentu ini akan menjadi ancaman outflow yang luar biasa bagi Indonesia,"simpulnya.


Dana asing memang sudah mengalir masuk ke tanah air dalam jumlah besar. Sejak awal tahun ini, di Bursa Efek Indonesia (BEI) saja dana asing sudah 'parkir' Rp 41,9 triliun.


Selain masuk ke pasar modal, dana asing ini juga terserap ke berbagai surat utang, baik itu pemerintah maupun swasta.


(ang/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!