ESDM Cerita Sulitnya Mengebor Panas Bumi di Indonesia

Jakarta -Memang 40% sumber daya panas bumi duni a berada di Indonesia dan belum tergarap maksimal, untuk bahan bakar listrik. Namun eksplorasi panas bumi di Indonesia bukan perkara mudah.

Direktur Panas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tisnaldi mengatakan, kendala utama eksplorasi panas bumi adalah tingginya biaya, karena risiko kegagalan dan sulitnya lokasi.


"Kendala untuk panas bumi juga ada kendala risiko kegagalan pemborannya masih ada. Karena di panas bumi itu ngebor dua, sukses rasionya bisa cuma 1, jadi 50 persen," kata Tisnaldi pada acara The 3rd Indonesia EBTKE-ConEx 2014 bertajuk "Time to deliver clean energy for the nation" di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (4/6/2014).


Kendala lainnya, lanjut Tisnaldi, menyangkut lokasi yang umumnya sulit dijangkau meskipun lokasinya berada di daratan.


"Panas bumi lokasinya banyak yang di gunung, insfrastruktur belum ada. Sehingga investasi untuk infrastruktur cukup mahal. Kadang-kadang ada yang perlu membuat jalan 30 km lebih agar mereka bisa bawa rig buat ngebor. Jadi butuh investasi yang tidak sedikit untuk infrastruktur," tutur dia.


Semua kendala tersebut, lanjut dia, dikhawatirkan akan berdampak pada harga jual listrik nantinya. Pasalnya, dengan berbagai kondisi tersebut diperlukan investasi dengan jumlah sedikitnya US$ 9 juta atau hampir Rp 100 miliar per sumur.


"Biayanya masih relatif cukup tinggi mahal sekitar US$ 8-9 juta per 1 sumur. Sehingga kalau risiko gagalnya cukup tinggi akan mempengaruhi keekonomian," pungkas dia.


Untuk itu, lanjut dia, perlu adanya dukungan pihak-pihak terkait agar peyediaan sumber energi baru tebarukan ini dapat direalisasikan dengan lebih mudah dan efisien.


Dirinya mengatakan, penyediaan sumber energi dari panas bumi ini penting untuk direalisasikan karena potensinya yang masih sangat besar sehingga bisa mengurangi ketergantungan terhadap sumber-sumber energi berbasis fosil.


"Potensi (panas bumi) 28.000 MW (megawatt), tapi yang baru dikembangkan 1.341 MW. Dengan forum ini selain transfer teknologi, sharing informasi, kita juga mengharapkan investor internasional bisa tertarik," pungkasnya.


(dnl/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!