"Sekarang memang cukup rendah bahkan ada yang Rp 3.000/kg di Banyuwangi tetapi bukan pertama kali. Tahun 2002 harga cabai rawit merah di tingkat petani hanya Rp 2.500/kg. Itu yang paling terendah sepanjang sejarah. Biasanya mampu Rp 7.000-8.000/kg," ungkap Ketua Umum Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Dadi Sudiyana kepada detikFinance, Senin (30/06/2014).
Dadi mengakui tren penurunan harga cabai rawit merah biasanya disebabkan karena pasokan yang berlebih. Saat ini beberapa sentra produksi cabai rawit merah di Indonesia sedang panen raya.
"Karena panennya bagus sekarang didukung cuaca yang cukup bagus. Biasanya panen raya di bulan Maret-April tetapi di bulan Juni masih panen jadi stok lebih banyak. Panen paling banyak itu di Banyuwangi, Jember, dan Blitar, secara umum paling banyak di Jawa Timur," imbuhnya.
Menurut catatan AACI, pad tahun 2014 ini produksi cabai secara keseluruhan mencapai 900.000 ton. Dengan kondisi iklim yang seperti sekarang, ia optimistis angka ini akan terealisasi hingga akhir tahun 2014.
"Pasokan cabai hingga saat ini masih cukup banyak. Ditambah pembeli menahan diri untuk beli kemudian ada serbuan cabai impor dalam bentuk pasta. Ini yang membuat harga cabai rawit merah anjlok," ucapnya.
(wij/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!