Pengusaha SPBU: Orang RI Rela Antre Berjam-jam di SPBU Demi BBM Subsidi

Jakarta -Pemerintah akan segera mengurangi jumlah nozel BBM subsidi dan menggantikannya dengan non subsidi, hal tersebut bakal membuat antrean panjang kendaraan di SPBU.

Ketua Umum Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Eri Purnomohadi mengatakan, memang tujuan pengurangan nozel BBM subsidi tersebut, agar masyarakat yang terpaksa antre panjang di SPBU bisa beralih mengisi BBM non subsidi seperti pertamax.


"Tujuannya kan agar orang beralih menggunakan BBM non subsidi," ujar Eri kepada detikFinance, Sabtu (5/7/2014).


Namun Eri pesimistis, langkah pemerintah dapat terwujud. Karena masyarakat Indonesia rela untuk mengantre berjam-jam, untuk mendapatkan BBM subsidi.


"Masyarakat kita itu sanggup mengantre panjang, bahkan berjam-jam lamanya untuk dapat beli BBM subsidi di SPBU, kecuali orangnya terburu-buru, atau BBM subsidi sudah kosong selama 3 hari, karena patokan mereka hari ini habis besok juga masih ada lagi," katanya.


Eri menjelaskan, alasan masyarakat rela berjam-jam antre untuk mendapatkan BBM subsidi, karena disparitas harga BBM subsidi dengan non subsidi yang terlampau lebar.


"Kenapa rela, ya daripada mereka harus beli BBM dengan harga Rp 12.000 per liter lebih baik antre panjang untuk dapat beli BBM subsidi dengan harga Rp 5.500-Rp 6.500 per liter," tutupnya.


(rrd/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!