Untuk itu, pembangunan infrastruktur di luar Pulau Jawa harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah, termasuk presiden baru nanti.
Demikian dikatakan Financial Advisor yang juga Ketua Komite Indonesia-Jepang Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Sony B Harsono saat acara Rumah Diskusi Jokowi-JK di Energy Building, Jakarta, Kamis (3/7/2014).
"Pemerintah hanya fokus di Jawa, harusnya luar Pulau Jawa dapat perhatian khusus dari pemeritah jadi di luar Jawa nggak hanya fungsi ekonomi tapi sosial juga," ujarnya.
Ia menjelaskan, pemerintah ke depan perlu fokus membangun infrastruktur di luar Pulau Jawa. Saat ini, penyediaan listrik, sentra perekonomian seperti pabrik gula dan lain-lain adanya di Jawa, sementara luar Pulau Jawa masih sulit sehingga timbul perbedaan harga yang cukup tinggi.
"Pemerintah hanya fokus penyediaan listrik di Pulau Jawa sehingga jadi sentra ekonomi, gula ada di Jawa, ini harus dibawa keluar jadi perlu membuat tol laut, untuk memudahkan transportasi barang," terang dia.
Soal proyek, tambah dia, pemerintah juga masih diskriminasi, Pulau Jawa diberi porsi yang cukup besar dibandingkan luar Pulau Jawa.
"Proyek-proyek pembangkit listrik misal di Jawa size 1.000 MW, di luar Jawa biasanya size lebih kecil antara 50 MW. Kita tuntut keberpihakan pemerintah di dalam pengembangan infrastruktur daerah," katanya.
Sony menambahkan, yang masih menjadi kendala adalah soal modal. Di dalam pembangunan infrastruktur dibutuhkan pendanaan yang cukup besar.
"Kendala utama financing bahwa pembangunan dibutuhkan akumulasi modal, ini menjadi suksesnya pembangunan ekonomi," ujar dia.
(drk/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
