Ini Pertimbangan Pemerintah Soal Opsi Rencana Impor Beras

Jakarta -Pemerintah mempertimbangkan impor beras pada semester II-2014, pertimbangannya karena angka ramalan (Aram) Badan Pusat Statistik (BPS). Berdasarkan Aram produksi padi tahun ini 69,87 juta ton GKG (Gabah Kering Giling) atau turun 1,41 juta ton (1,98%) dibandingkan tahun 2013.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Chairul Tanjung mengatakan jika ada impor beras maka tujuannya hanya untuk keperluan stok, bukan untuk dijual ke pasar.


"Jadi begini, ada hasil Aram yaitu prediksi panen kita tahun ini tidak sebaik tahun lalu. Ada kekurangan kira-kira satu koma sekian persen penurunan. Tentu penurunan ini akan berakibat permasalahan kita akan kekurangan beras," kata menteri yang akrab disapa CT saat ditemui di Kantornya Kawasan Lapangan Banteng, Jakarta, Kamis (3/07/2014).


Menurut CT, stok beras di gudang Perum Bulog saat ini masih 1,9 juta ton atau cukup untuk 7 sampai 8 bulan ke depan. Tetapi di dalam aturan pemerintah, stok minimal 2 juta ton.


"Kita melihat stok nasional yang harus kita jaga. Nanti kita lihat kalau kita mesti impor tidak ada masalah," imbuhnya.


CT memberi catatan jika keran impor beras dibuka maka hanya digunakan untuk stok atau cadangan beras pemerintah yang disimpan di gudang-gudang Bulog bukan langsung dijual dan diserap oleh pasar.


"Dengan catatan impor ini tidak untuk sebar ke pasar tetapi untuk stok. Jadi apabila terjadi kekurangan kita tinggal keluarkan stok dan tidak terjadi kekurangan. Jadi bukan disebar ke pasar. Kita impor agar stok pangan kita terpenuhi karena ada ramalan panen kita akan turun," paparnya.


Selain itu, impor beras juga berguna bagi pemerintah baru menggantikan pemerintah saat ini terutama untuk program raskin (beras miskin). Sehingga pemerintah baru tidak perlu khawatir dengan masalah pasokan beras cadangan pemerintah.


"Makanya kalau raskinnya akan diberikan terus apalagi ada tambahan yang dua bulan di bulan November dan Desember untuk pemerintahan baru, kalau stoknya tidak kita siapkan, pemerintah barunya tidak bisa kasih raskin," jelasnya.


(wij/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!