Prabowo Sebut Defisit Lahan 730.000 Hektar, Apa Penyebabnya?

Jakarta -Permasalahan alih fungsi lahan pangan jadi kendala utama pengembangan sektor pertanian di Indonesia. Menurut Capres Prabowo Subianto ada total 730.000 hektar lahan sawah yang terkonversi untuk tujuan lain.

Apa penyebab lahan-lahan pangan seperti beras, kedelai, jagung, dan lainnya beralih fungsi?


Guru Besar Universitas Riau Almasdi Syahza mengatakan, penurunan jumlah lahan pertanian pangan utamanya diakibatkan oleh alih fungsi lahan ke beberapa sektor industri seperti perumahan dan perkebunan.


"Di Sumatera itu, banyak peralihannya dari yang semula untuk tanaman pangan menjadi untuk tanaman sawit. Di daerah lain juga sama, cuma mungkin bentuknya yang berbeda. Kalau di daerah lain seperti yang tingkat pertumbuhannya tinggi, lahan pertanian pangan itu banyak yang dialihkan untuk perumahan," kata Almasdi kepada detikFinance, Minggu (6/7/2014).


Penyebab alih fungsi ini, menurut dia dipengaruhi oleh kurang bergairahnya sektor pertanian tanaman pangan bila dipandang dari sisi ekonominya.


"Sekarang ini kan petani berpikirnya sudah untung rugi, tidak seperti dulu asal tanam saja. Mereka jadi berpikir tanaman pangan ini kurang menguntungkan, kurang bergairah. Karena, mereka berpikir untuk keluar biaya besar untuk bibit dan pupuk, tapi tidak ada kepastian harga, harganya bisa lebih rendah dari biaya produksinya. Jadi mereka berpikir bagaimana yang lebih pasti, misalnya pindah ke kelapa sawit, itu kan harganya lebih pasti petaninya juga lebih sejahtera, jadi banyak lah mereka yang beralih dari pertanian pangan," jelasnya.


Di sisi lain, upaya perluasan lahan dengan mencetak lahan pertanian baru pun juga sulit direalisasikan meskipun tak dapat dipungkiri bahwa hal tersebut adalah hal yang mutlak dilakukan.Next


(hen/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!