Jokowi-JK: Karena Pencurian Ikan, Negara Rugi Rp 300 Triliun/Tahun

Jakarta -Kubu capres nomor urut 2, Jokowi-JK punya solusi untuk menyelamatkan potensi kelautan Indonesia. Salah satunya memberantas pencurian ikan (illegal fishing). Kerugian per tahun akibat praktik ini ditaksir mencapai Rp 300 triliun.

Dalam infografis program kerja nyata Jokowi-JK Restorasi Maritim Indonesia, disebutkan potensi perikanan RI mencapai Rp 363 triliun. Namun karena maraknya praktik pencurian ikan, sumber pendapatan yang dapat diraup hanya Rp 63 triliun.


"Kerugian akibat illegal fishing per tahun mencapai Rp 300 triliun," sebut infografis tersebut dikutip Jumat (4/7/2014).


Daerah pencurian ikan diduga tersebar di perairan Sumatera hingga ke timur Indonesia. Untuk menanggulangi dan memberantas praktik pencurian ikan tersebut, Jokowi-JK memiliki solusi yaitu penambahan kapal patroli dan memperkuat pengamanan laut.


Selain itu, dalam programnya, kedua pasangan ini akan melakukan ekspansi budidaya laut dengan solusi kerakyatan. Di antaranya dengan langkah ekspansi potensi budidaya laut dengan perluasan lahan karamba jaring apung 400 ribu hektar, penyediaan modal dengan kredit murah-bank agro maritim dan pemberdayaan petani atau nelayan.


Dengan begitu, pasangan ini menargetkan pendapatan budidaya laut mencapai Rp 158 triliun per tahun, melonjak dari nilainya sekarang yang hanya Rp 11 triliun per tahun.


Dalam restorasi maritim Indonesia itu juga disebutkan, Jokowi-JK akan mengatasi pasar gelap tuna dan pemanfaatan zona ekonomi ekslusif (ZEE). Potensi laut hilang Rp 14 triliun per tahun dari produksi tuna saat ini.


Jokowi-JK memberikan solusi dengan membangun industri pengolahan ikan di daerah sumber ikan atau mengurangi pasar gelap. Lalu dengan meningkatkan produksi tuna dari 800 ribu ton per tahun menjadi 1,5 juta. Caranya dengan menambah armada tangkap ikan.


Selain itu, jika terpilih, Jokowi-JK siap mengurangi pasar gelap, membangun pasar ikan modern, dan menargetkan bisa menambah pendapatan Rp 30-50 triliun per tahun.


Dengan langkah-langkah yang akan dilakukan tersebut, Jokowi-JK akan memperkaya tenaga kerja padat karya di sektor maritim. Saat ini, jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor maritim berjumlah 5,6 juta orang. Jika terpilih, pasangan ini menargetkan bisa menambah 6,7 juta orang sehingga orang yang bekerja di sektor maritim mencapai 12,3 juta orang.


(zul/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!