RI Kaya Gas Tapi Pertamina Impor dari Amerika, Ini Sebabnya

Jakarta -PT Pertamina (Persero) akan mengimpor gas alam cair (LNG) dari Texas, Amerika Serikat selama 20 tahun mulai 2019. Jumlahnya 1,52 juta ton per tahun. Padahal Indonesia merupakan negeri kaya gas bahkan salah satu eksportir gas.

Pelaksana Tugas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Johanes Widjonarko mengakui, pihaknya atau pemerintah belum bisa memberikan kepastian pasokan gas sesuai kebutuhan Pertamina.


"Memang kita belum bisa kasih kepastian pasokan, sementara Pertamina sendiri membangun infrastruktur gas yang membutuhkan kepastian pasokan bahkan dalam jangka waktu yang panjang," ucap Widjonarko kepada detikFinance, Sabtu (5/7/2014).


Widjonarko beralasan, belum adanya kepastian pasokan gas sendiri karena harus menunggu perkembangan setiap proyek gas yang saat ini sedang digarap, seperti proyek (Indonesian Deep Water Development/IDD) yang dikerjakan Chevron IDD, Eni Muara Bakau, BP Tangguh, dan lainnya.


"Kita masih lihat dulu perkembangan proyek-proyek gas ini, kapan on stream-nya, berapa produksinya, karena kalau proyek ini molor artinya pasokan molor, kalau tidak bisa memasok gas sesuai yang ditentukan jadi masalah," ucapnya.


Widjonarko memastikan, SKK Migas akan selalu mengutamakan pasokan gas untuk dalam negeri, jika ada proyek yang sudah pasti produksi gasnya tentunya akan langsung ditawarkan ke konsumen dalam negeri terlebih dahulu termasuk ke Pertamina.


"Komitmen kami nomor satu itu mendahulukan domestik, jika semua domestik sudah terpenuhi dan masih ada sisa, tentu harus dicari pembeli yang lain (ekspor), karena kalau tidak terbeli maka negara kehilangan pendapatan, kalau sumur gasnya ditutup bisa mati sumurnya dan tidak mengeluarkan gas lagi," tutupnya.Next


(rrd/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!