Jokowi vs Prabowo Ketat Jadi Penyebab Dolar Dekati Rp 12.000

Jakarta -Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah. Hari ini, dolar diperdagangkan mendekati Rp 12.000.

Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan pelemahan rupiah memang sudah terjadi beberapa waktu lalu. Salah satu faktor penyebabnya adalah persaingan ketat antar pasangan capres-cawapres yaitu Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.


"Rupiah melemah sejak pilpres makin ketat. Dua calon makin ketat jaraknya. Itu kemudian pasar merespons, karena buat pasar yang penting pasti. Kalau ketat kan belum tahu," ungkap Chatib di Gedung DPR/MPR/DPD, Jakarta, Selasa (3/6/2014).


Penyebab selanjutnya, tambah Chatib, adalah laporan neraca perdagangan yang defisit sebesar US$ 1,9 miliar pada April. "Memang agak diperlemah dengan angka defisit neraca perdagangan," ujarnya.


Chatib melanjutkan, rupiah akan tetap dibiarkan bergerak sesuai dengan fundamentalnya. Sejauh ini, dia memperkirakan nilai tukar akan bergerak dekat dengan asumsi yang diajukan pemerintah dalam RAPBN-P 2014, yaitu Rp 11.700 per dolar AS.


"Mestinya rupiah dibiarkan bergerak mengikuti fundamentalnya. Toh masih di dalam range. Kita lihat saja asumsi di APBN-P," kata Chatib.


Chatib optimistis bahwa nilai tukar rupiah akan kembali menguat seiring perbaikan neraca perdagangan. "Saya lihat trennya temporer. Saya percaya ekspor bulan depan akan naik," tuturnya.


(mkl/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!