Neraca Perdagangan Defisit, Ini Harapan Bos Kadin

Jakarta -Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai neraca perdagangan yang defisit US$ 1,9 miliar pada April perlu mendapatkan perhatian khusus. Diharapkan defisit ini tidak membuat pemerintah maupun otoritas moneter mengeluarkan kebijakan yang kontra produktif untuk dunia usaha.

Suryo Bambang Sulisto, Ketua Umum Kadin Indonesia, menilai salah satu hal utama yang harus dicermati adalah kebijakan yang bisa berimbas langsung maupun tidak langsung terhadap minat investasi.


"Defisit itu ada ambangnya, kalau sudah melampui berarti ada yang perlu dikoreksi. Kita harus ciptakan kondisi yang seramah mungkin untuk investasi, karena arus investasi ini jangan sampai terganggu," tutur Suryo di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Selasa (3/5/20145).


Suryo berharap jangan sampai akibat defisit neraca perdagangan ini melahirkan kebijakan yang merugikan dunia usaha. Misalnya kebijakan moneter yang lebih ketat dari sekarang.


Kebijakan moneter ketat akan menyulitkan dunia usaha untuk berekspansi. Apalagi di sisi lain negara mitra dagang seperti Tiongkok sedang mengalami perlambatan ekonomi sehingga permintaan mereka menurun.


"Sekarang kan situasinya kebijakan uang ketat. Itu tidak baik untuk dunia usaha," kata Suryo.


Suryo menegaskan iklim investasi harus dijaga tetap kondusif. Dengan demikian, akan tercipta sentra-sentra produksi baru yang bisa menyerap tenaga kerja.


"Kita harus menjaga agar pertumbuhan ekonomi kita tidak menurun lagi, karena tuntutan atas penciptaan lapangan kerja itu sangat riil. Setiap tahun banyak yang lulusan baru," sebut Suryo.


(hds/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!