AS Lancarkan Serangan, Perusahaan Minyak di Irak Tarik Pekerjanya

Jakarta -Jumat lalu, pesawat militer Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan udara ke Kurdistan, kawasan di Irak. Perusahaan-perusahaan minyak mulai menarik pekerjanya di negara yang kaya akan minyak bumi itu.

Produsen minyak terbsear di sana, Genel Energy menarik para pekerja non esensialnya di Irak. Begitu juga dengan perusahaan lain seperti Afren dan Oryx Petroleum yang juga untuk sementara tidak melakukan pengeboran dan menarik pekerjanya..


Keterlibatan AS dalam hal ini menimbulkan kekhawatiran keamanan. Area yang terkena dampak serangan ini berkontribusi dari area produksi minyak di Irak.


Hal itu juga dberpengaruh terhadap harga minyak mentah yang bergerak naik sedikit 0,3% menjadi US$ 97,62 per barel Jumat kemarin.


Analis energi di Morningstar, David McColl menyebut, penyebabnya, produksi minyak tertunda yang berakibat juga pada kehilangan 450.000 barel per hari.


Namun, apa yang menjadi kekhawatiran adalah ancaman jangka panjang. yaitu terganggunya ekspor dari Selatan, jantungnya industri minyak di negara ini.


"Isu besarnya adalah ISIS melanjutkan perjalanannya menuju Baghdad dan akan lebih jau lagi menuju Selatan, ladang minyak yang lebih besar," terang McColl dikutip dari CNN Money, Minggu (10/8/2014).


Harga minyak melonjak pada bulan Juni di tengah kekhawatiran bahwa ekspor Irak akhirnya bisa terpengaruh. Namun harga mengalami penurunan, dan turun 6% pada bulan sebelumnya.


(zul/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!