Direktur Departemen Kebijakan Makro Prudential BI Yati Kurniati menyebutkan, penyaluran kredit di sektor properti hingga bulan Juni 2014 hanya bertumbuh 21,3% atau lebih rendah dibanding akhir tahun lalu yang mencapai sekitar 30%.
"Kredit KPR Juni 2014 tumbuh 21,3%. Akhir 2013 sekitar 30%. Kredit perbankan siklus melambat. Dengan siklus seperti itu untuk pembiayaan KPR juga melambat," kata Yati kepada detikFinance di Gedung BI, Thamrin, Jakarta, Rabu (13/8/2014).
Terkait hal itu, Yati mengatakan, perbankan juga ikut ketat mencairkan pengajuan KPR, untuk mengantisipasi risiko-risiko.
"Pencairan KPR mereka ingin mengikuti regulasi untuk manajemen risiko dengan ekonomi kita yang melambat, banyak yang wait and see jadi lebih berhati-hati dalam penyaluran kredit KPR," jelasnya.
Sementara itu, kredit bermasalah di sektor properti masih terkendali di kisaran angka 2% selama tahun 2014 atau lebih rendah dari rata-rata kredit bermasalah (NPL) di tahun 2013 yang mencapai 2,3%.
"KPR itu terkendali, NPL 2% itu stabil. Sekitar 1,9-2% selama 2014. Kalau
2013 sekitar 2,3%. Rumah tipe kecil juga NPL masih terkendali 2,4% untuk tipe 21, ini rendah, yang harus diwaspadai kalau mendekati 5%," tandasnya.
(drk/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
