Grup Bakrie Garap PLTU Tanjung Jati Senilai Rp 29 Triliun

Jakarta -PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) akan menggarap beberapa proyek besar tahun ini. Salah satunya adalah PLTU Tanjung Jati senilai Rp 29 triliun.

Dalam laporan Perseroan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan Grup Bakrie itu memperkirakan rampung pada tahun 2019 untuk Unit 1 dan 2020 Unit 2. Hambatan yang akan dihadapi adalah relokasi proyek dan peraturan harga jual listrik.


"Perseroan telah berhasil menemukan lokasi baru untuk proyek ini di daerah Cirebon dan adanya perubahan harga jual listrik di tahun 2009," kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan BNBR R.A. Sri Dharmayanti dalam keterangan tertulis, Kamis (15/1/2015).


PLTU Tanjung Jati ini sebelumnya sudah mangkrak lebih dari satu dekade. Proyek PLTU Tanjung Jati A berkapasitas 2x600 megawatt (MW) ini bergulir sejak 1996.


Seperti dikutip dari situs resmi Bakrie Global, pada waktu itu anak usaha BNBR, PT Bakrie Power, memenangi tender bersama konsorsium PT Tanjung Jati Power Company.


Selain Bakrie Power, konsorsium itu juga beranggotakan PT Maharani Paramitra, Tomen Power torporation, serta International Power. Dua nama terakhir berasaldari Jepang. Belakangan, Bakrie ditinggal anggota konsorsium lain.


Beberapa proyek lain yang akan digarap perusahaan adalah Jalan Tol Cimanggis-Cibitung Proyek yang diprediksi rampung 2018-2019 ini memakan biaya hingga Rp 4,52 triliun. Hambatan dalam proyek ini adalah pembebasan lahan.


Selain itu ada juga proyek Pipa Gas Kalija. Untuk tahap pertama proyek ini membutuhkan dana Rp 2,5 triliun. Perseroan sudah menemukan alternatif sumber gas lain yaitu blok Kepodang di lepas pantai sebelah utara Jawa Tengah.


Lalu ada proyek peningkatan kapasitas produksi bahan bangunan dan komponen otomotif. Proyek bernilai Rp 3 triliun ini diperkirakan selesai 2019 mendatang. Kerjasama tengah dijajaki dengan pemain internasional. Potensi kerjasama termasuk transfer teknologi dan investasi.


(ang/ang)