"Harga elpiji 12 kg naik kemarin, yang beralih ke 3 kg besar juga, mencapai 20%," kata Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang ditemui di kantornya, Jakarta, Senin (12/1/2015).
Bambang mengatakan, beralihnya 20% pengguna elpij 12 kg ke elpiji 3 kg ini, salah satunya karena selisih harganya yang terlalu jauh.
"Elpiji 12kg kan Rp 134.700 per tabung, sedangkan 3 kg hanya 12.700 per kg, Harga per kg juga jauh, karena elpiji 3 kg disubsidi pemerintah, makanya banyak yang beralih," ujarnya.
Ia menambahkan, walau elpiji 3 kg disubsidi negara untuk masyarakat yang tidak mampu dan UMKM, tetapi di lapangan, setiap orang bisa membeli elpiji 'tabung melon' tersebut.
"Kan tidak ada batasan seperti apa sih orang tidak mampu itu? Orang kaya bisa beli mudah karena yang beli pembantunya, jadi baik orang kaya atau miskin bisa beli," katanya.
Bambang menegaskan, dampak dari beralihnya 20% pengguna elpiji 12 kg adalah makin besarnya anggaran subsidi elpiji 3 kg yang ditetapkan di APBN.
"Secara rupiah memang jebolnya tidak terlalu besar, karena harga gas sedang turun. Tapi kalau ini dibiarkan, saat harga elpiji naik, anggaran subsidi elpiji 3 kg akan membengkak lebih besar lagi. Pemerintah harus cepat cari jalan keluar ini, minimal distribusi tertutup elpiji 3 kg, sehingga hanya orang-orang tertentu saja yang boleh pakai," tutupnya.
(rrd/dnl)