Ini Alasan Harga Ikan Kerapu Liar Lebih Mahal Ketimbang Hasil Budidaya

Jakarta -Penikmat ikan kerapu di luar negeri seperti Hong Kong lebih memilih membeli ikan yang hidup di alam liar ketimbang dipelihara/budidaya. Ada perbedaan signifikan, terutama tekstur dan rasa daging.

"Kalau buyer (pembeli) maunya yang alam (liar). Pertama jauh lebih manis dagingnya. Kalau budidaya kan dikasih pakan, itu agak lembek," papar Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Saut P Hutagalung saat ditemui di Gedung Mina Bahari III, Jakarta, Rabu (14/01/2015).


Menurut Saut, perbedaan tekstur dan rasa daging disebabkan jenis makanan yang beda. "Kalau budidaya bisa dikasih hormon dan kasih makan," tambahnya.


Lalu karena rasa daging yang jauh lebih enak, harga ikan kerapu liar pun dijual lebih mahal dari harga ikan kerapu budidaya. Harga ikan kerapu hasil budidaya di pasar ekspor rata-rata US$ 15-50/ekor.


"Harganya (ikan kerapu liar) bisa jauh lebih tinggi. Sekitar 50% lebih mahal," tambahnya.


Besarnya permintaan ikan kerapu liar dibuktikan dengan data ekspor ikan kerapu hidup yang dimiliki KKP. Data terakhir produksi ikan kerapu pada 2013 sebesar 113.368 ton, yang terdiri dari hasil budidaya 13.464 ton dan hasil tangkapan 99.904 ton.


"Porsinya masih jauh lebih tinggi yang alam," ujarnya.


(wij/hds)