Menurutnya, sektor industri pangan akan dapat banyak subsidi setelah adanya pengalihan dari subsisi bahan bakar minyak (BBM).
"Dari ruang fiskal yang ada, dari pengalihan subsidi November lalu, sebagian besar akan diberikan kepada sektor unggulan yaitu pertanian. Kenapa pertanian? Karena dalam 3 tahun, saya targetkan ke Kementan (Kementerian Pertanian) untuk swasembada, tidak boleh lebih," ujarnya ketika membuka Musyawarah Nasional (Munas) ke-XV Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di Trans Luxury Hotel, Bandung, Senin (12/1/20150.
"Dimulai dengan beras, jagung, gula, kedelai, daging, semuanya. Karena kalau kita lihat di lapangannya, kalau manajemen kebijakan dan manajemen lapangan diproses, diawasi, diikuti, dalam 3 tahun kita akan kelimpahan beras. Tidak ada impor beras lagi. Insya Allah," tambahnya.
Selama ini masih ada para petani kesulitan mendapatkan pupuk yang layak. Maka dari itu sistem distribusi pupuk akan diperbaiki.
"Distribusi pupuk tidak diikuti. Pemberian benih ke petani tadi diikuti. Sehingga hanya terserap 20%, sehingga problem di petani adalah pupuk dan benih," ujarnya.
Distribusi pupuk dan benih ini, kata Jokowi harus merata. Petani tidak bisa menunggu lama untuk mendapatkan barang subsidi itu karena harus mengejar jadwal panen.
Pemerintah juga akan memperbaiki sistem irigasi di seluruh Indonesia sehingga potensi gagal panen bisa dikurangi.
"Sehingga kalau itu semua dibenerin, bisa sampai 20 juta ton beras kelebihan kita. Sudah saya sampaikan hati-hati Bulog, gudangmu harus disiapkan sekarang," ujar Jokowi.
Selanjutnya Bulog harus menyiapkan diri untuk pendistribusian berasnya, sebagian untuk dalam negeri dan sisanya bisa untuk ekspor.
(ang/dnl)