Aset Bank Mandiri-BNI Setelah Merger Belum Bisa Salip Bank Singapura

Jakarta -Pemerintah ingin punya bank besar untuk bersaing di ajang Masyarakat Ekonomi ASEAN 2020 mendatang. Salah satunya melalui wacana konsolidasi antara bank-bank pelat merah.

Wacana terbaru adalah merger antara PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Apakah setelah merger dua bank raksasa ini bisa bersaing dengan bank terbesar ASEAN?


Jika melihat dari kapitalisasi pasarnya, melihat data triwulan III-2014, bank terbesar di ASEAN adalah DBS dari Singapura dengan market cap sebesar US$ 35,73 miliar. Dua posisi di bawahnya juga masih bank dari Singapura, yaitu OCBC sebesar US$ 30,8 miliar dan UOB senilai US$ 28,96 miliar.


Nah, sementara kapitalisasi pasar Bank Mandiri sebesar US$ 19,98 miliar dan BNI sebesar US$ 9,18 miliar. Jika digabungkan, market cap-nya belum bisa menyamai tiga bank besar tersebut.


Sumber detikFinance di lingkungan pemerintahan mengungkapkan, wacana merger dua bank tersebut tak terlepas dari ambisi pemerintah untuk unjuk gigi di ajang MEA pada 2020 nanti. Posisi Indonesia sebagai negara besar di jajaran ASEAN akan jadi perhatian sehingga pemerintah merasa Indonesia harus punya bank besar.


"Ini lebih ke politik luar negeri Indonesia. Pemerintah ingin menyampaikan bahwa Indonesia juga bisa punya bank besar, ini soal gengsi," ungkap sumber tersebut kepada detikFinance, Kamis (5/2/2015).


Apalagi, kata dia, kedua bank tersebut sama-sama sehat dan merupakan pemain besar di dalam negeri. "Jadi, tidak ada yang mendesak," ucap dia.Next


(ang/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com