Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menuturkan, sulit bagi pemerintah untuk mendapatkan penerimaaan pajak seperti yang ditargetkan. Melihat target tahun lalu, penerimaan pajak hanya mencapai 90,7% dari target.
"Kalau kita menghitung pajak plus bea dan cukai itu naiknya 40,3%. Dari Rp 1.058,3 triliun menjadi Rp 1.484,6 triiliun. Ini dampaknya menjadi sangat siginifikan. Menurut kami tidak realistis, karena kami sadar dunia terjadi declining," papar Hariyadi, Kamis (5/2/2015).
Perekonomian global dan domestik, lanjut Hariyadi, masih dalam tren melambat. Ini tentu sangat mempengaruhi setoran pajak.
"Indonesia tahun lalu dari target (pertumbuhan ekonomi) 5,5% hanya tercapai 5,1%. Kalau pajak murni tahun lalu hanya tercapai 90,7%, yaitu Rp 897 triiliun. Melihat itu maka kami merasa perlu mengingatkan presiden," sambung Hariyadi.
Hariyadi menilai target ini tak diperhitungkan secara matang. Kenaikan 40%, menurutnya, sangat tidak masuk akal.
"Itu ngawur, naiknya 40%. Seharusnya dilakukan simulasi dulu. Ini kebalik, tentukan dulu targetnya baru dicari-cari di mana dapatnya," tegasnya.Next
(zul/hds)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
