APBN Pertama Jokowi Batal Tembus Rp 2.000 Triliun

Jakarta -Badan Anggaran (Banggar) DPR dengan 2 menteri melakukan rapat singkat 30 menit untuk mengebut pembahasan Rancangan APBN Perubahan (RAPBN-P) 2015. Apa hasil sementaranya?

Rapat ini dihadiri oleh Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago, dan Deputi Gubernur BI Hendar.


Sejumlah kesepakatan awal yang didapatkan dalam rapat singkat itu antara lain soal asumsi makro ekonomi dalam perhitungan RAPBN-P 2015 dan penerimaan serta belanja negara.


Rapat dilakukan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (6/2/2015) dari sekitar pukul 11.15 WIB hingga 11.45 WIB.


Bambang menyampaikan sejumlah asumsi makro yang disepakati, yaitu:

Pertumbuhan ekonomi 5,7%

Inflasi 5%

Suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan 6,2%

Nilai tukar rupiah Rp 12.500/US$

Harga minyak Indonesia (ICP) US$ 60 per barel

Lifting minyak 825 ribu barel per hari

Lifting gas 1,22 juta barel setara minyak per hari


Untuk kuota atau jatah BBM subsidi ditetapkan 17,9 juta kiloliter (KL). Rapat tersebut juga menyepakati besaran cost recovery untuk kegiatan migas sebesar US$ 14 miliar.


"Penerimaan perpajakan ditargetkan Rp 1.489,3 triliun, dengan tax ratio 13,69%," jelas Bambang.Next


(dnl/hen)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com