Banyak Bursa Saham Dunia Cetak Rekor, Ada Potensi Bubble?

New York -Kemarin banyak pasar saham di seluruh dunia yang cetak rekor, mulai dari Amerika Serikat (AS) hingga Indonesia. Investor memborong saham sehingga harganya naik.

Salah satu alasan banyak bursa cetak rekor adalah stimulus dari bank sentral, salah satunya Uni Eropa, yang dipercaya bisa menggenjot pertumbuhan ekonomi.


Ekonom pemenang hadiah Nobel, Robert Shiller, mengatakan penguatan serentak di pasar modal seluruh dunia ini mirip dengan yang terjadi saat gelembung (bubble) dot-com di akhir 90-an.


Saat itu pasar saham melonjak tinggi didorong oleh lonjakan saham-saham teknologi berbasis internet. Penguatan tinggi yang terjadi dalam waktu singkat akhirnya berujung kepada pecahnya gelembung dan anjloknya harga saham-saham.


"Sudah terlihat bahwa harga saham-saham sudah tinggi, bahkan kembali ke titik sebelum krisis finansial 2008. Mungkin tidak akan separah waktu gelembung dot-com, tapi sudah mahal," ujarnya seperti dikutip CNN, Rabu (25/2/2015).


Menurutnya bedanya dengan zaman gelembung dot-com, atau bahkan sebelum krisis 2008, saat ini perusahaan-perusahaan pegang banyak simpanan uang. Contohnya Apple, yang menyatakan punya dana menganggur hingga US$ 175 miliar.


Uang tunai inilah yang bisa menjadi payung bagi perusahaan jika terjadi pembalikan harga saham ke arah negatif, atau bisa digunakan juga untuk mendorong pertumbuhan perusahaan.Next


(ang/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com