Halo, Apa Kabar Program RFID?

Jakarta -Masih ingat program pemasangan gratis Radio Frequency Identification (RFID) pada kendaraan akhir 2013 lalu, sempat heboh karena harus antre desak-desakan, berjam-jam. Lalu sekarang, apa kabar program tersebut?

Awalnya, tujuan program RFID ini untuk mengendalikan bahkan membatasi pembelian BBM subsidi, sehingga tepat sasaran dan mengurangi penyelundupan atau penyalahgunaan BBM subsidi.


Tapi sejak awal tahun, Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) sudah menghapus subsidi BBM, terutama bensin premium. Sementara solar diberlakukan mekanisme subsidi tetap Rp 1.000/liter.


Dulu cita-citanya, di Juli 2015, RFID sudah terpasang di 100 juta unit kendaraan mobil, sepeda motor, truk, bus, sampai angkot.


Pertanyaanya, masihkah program RFID dilanjutkan? Data terakhir, sudah 300.000-an mobil yang terpasang RFID di Jakarta.


"Lanjut apa tidak? Semuanya masih kita evaluasi, kalau dilanjutkan menimbulkan kerugian buat apa dong?" ujar Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang kepada detikFinance, Jumat (27/2/2015).


Rugi yang dimaksud Bambang adalah, karena saat ini sebagian BBM untuk kendaraan sudah tidak disubsidi lagi. "Kalau ke depannya nggak ada lagi subsidi BBM, lalu RFID buat apa?" tutupnya.


RFID pemasangannya dilakukan oleh BUMN PT INTI (Persero), Pertamina hanya membayar ke pada INTI sekitar Rp 18/liter dari setiap BBM yang terjual di setiap SPBU.


Awalnya pemasangan RFID sempat terkendala, salah satunya karena masalah isi kontrak, akibat dolar Amerika Serikat menguat di atas Rp 12.000-an pada awal 2014, INTI meminta adanya perubahan kontrak ke Pertamina, dengan alasan, biaya investasi yang dikeluarkan melonjak akibat penguatan dolar. Apalagi sebagian besar RFID harus diimpor terutama dari Tiongkok.


(rrd/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com