"Berdasarkan hitungan kami, paling feasible adalah Rp 6.200/liter. Dengan harga Solar segitu masih ada ruang bagi Pertamina untuk bernafas," kata Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto dalam rapat di gedung DPR/MPR/DPD, Jakarta, Selasa (3/2/2015).
Dwi mengatakan, sejak 2009 berdasarkan audit BPK (Badan Pemeriksa Keuangan), Pertamina selalu merugi dalam mendistribusikan BBM subsidi. Jadi dirinya meminta agar Pertamina diberi ruang gerak.
"Tekanan saat ini di upstream (hulu) akibat turunnya harga minyak begitu sangat keras. Kami berharap dapat mengurangi tekanan itu dari sisi downstram (hilir)," ucap Dwi.
Namun, ungkapan Dwi tersebut membuat Anggota Komisi VII dari Fraksi Gerindra Bambang Haryo berang.
"Pak Menteri ESDM bilang bisa diturunkan Rp 6.000/liter. Jangan khianati ucapan seorang Menteri," tegas Bambang.
Namun Dwi pun kurang terima dengan pernyataan Bambang tersebut. Dwi kurang sepakat dengan kata 'khianat' yang diucapkan Bambang.
"Saya minta waktu sedikit saja. Saya minta kata khianat diralat," tegas Dwi.
(rrd/hds)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com