JK: Jika Daya Beli Kebutuhan Pokok Turun, Itu 'Lampu Merah' Dunia Ekonomi

Jakarta -Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tak bisa dipungkuri berpengaruh pada naiknya harga bahan pokok. Namun, dampaknya pada dunia ekonomi menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla masih kecil.

"Makanan dan minuman sebenarnya paling terakhir terpengaruh daya beli. kalau makanan minuman sudah terpengaruh, itu lampu merah untuk ekonomi secara keseluruhan. Apalagi makanan yang pokok," kata JK saat menemui rombongan Gabungan Makanan Minuman Indonesia (Gapmmi) di kantor Wapres, Jl Medan Merdeka Utara, Jakpus, Selasa (7/4/2015).


JK menilai persoalan ekonomi Indonesia tak bisa dilepaskan dari faktor naiknya nilai tukar dollar AS yang menguat pada rupiah. Hal ini terlihat dari omzet sejumlah peritel makanan dan minuman besar di Indonesia.


Menurutnya, jika kebutuhan pokok ini sudah tidak bisa dibeli lagi oleh masyarakat maka itu adalah peringatan besar untuk perekonomian Indonesia.


"Tentu ada juga makanan bukan pokok yang bisa kalau pendapatan menurun, ya berhenti dikonsumsi. Tapi tidak dalam beras, makanan pokok, Aqua, Indomie itu pasti lebih pokok dan mustinya akan susah betul kalau itu berkurang. Jadi memang tergantung keadaannya," sambungnya.


Namun, soal bisnis kebutuhan pokok sangat besar dipengaruhi oleh kepercayaan masyarakat pada merk-merk tertentu. Adanya legalitas dari BPOM dan MUI atas halal atau tidaknya makanan atau minuman yang dikonsumsi khalayak menjadi salah satu sorotannya.


"Kalau ada tulisan halal dan tidak, masyarakat terpengaruh juga. Jadi harus ada promosi yang baik. Jadi kalau ada BPOM orang langsung percaya. Jadi ada trust juga," pungkasnya.


(bil/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com