MS Hidayat: Motif Batik Malaysia Jelek, Tak Ada Alasan Beli

Bandung - Selain batik dari China, Indonesia pun diserbu oleh Batik asal Malaysia. Meski batik asal Malaysia tersebut telah dijual di beberapa pasar di Indonesia, Menteri Perindustrian MS Hidayat mengungkapkan batik asal Malaysia tersebut memiliki kualitas dan motif yang lebih rendah dari batik Indonesia.

Hal itu dikatakan Hidayat saat acara Workshop Pendalaman Kebijakan Industri di Hotel Grand Hyatt, Bandung seperti dikutip Jumat (22/3/2013).


"Jangan beli dong. Kan jelek motifnya, nggak ada alasan untuk membeli batik Malaysia, karena batik kita (Indonesia) lebih bagus," tegas Hidayat.


Dia mengatakan, hingga saat ini dirinya sekalipun dia tidak pernah membeli batik asal Malaysia, China, atau negara-negara lain. Pasalnya, UNESCO telah mengakui batik menjadi warisan budaya asli Indonesia, dan memiliki kualitas dan motif paling baik.


"Saya nggak pernah pakai batik luar. Saya beli dari mana aja, Solo, Jogja, Cirebon," cetusnya.


Seperti diketahui, Malaysia siap memproduksi batik secara besar-besaran. Batek, ialah nama masyarakat Malaysia menyebut icon Indonesia ini. Nyatanya, di pasaran, batik tersebut telah merambah ke beberapa pasar di Indonesia.


Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ade Sudrajat mengatakan batik Malaysia yang beredar di pasaran lokal Indonesia sangat kecil dan tidak sebesar batik China.


"Batik China di pasar kita itu besar rembesannya, kalo batik Malaysia kecil hanya 1%," ungkap Ade saat dihubungi detikFinance, kamis (21/3/2013).


Ia pun mengatakan alasan batik Malaysia sangat sedikit dijumpai di pasaran Indonesia adalah karena mahalnya harga jual batik tersebut. Per potong baju kemeja batik asal Malaysia model standar dijual dengan harga Rp 60.000.


"Harga jualnya tidak murah batik Malaysia itu. Batik Malaysia lebih mahal dari Indonesia. kisaran harga kalo Malaysia 1 kemeja bahan model standar sudah Rp 60 ribu/potong sedangkan Indonesia Rp 30-40 ribu sedangkan China Rp 12-15 ribu/potong," imbuhnya.


(zul/dru)