Menengok Pabrik Dalia Tex, Produsen Tekstil Tujuan Ekspor ke Seluruh Dunia

Jakarta - Indonesia memiliki banyak perusahaan tekstil dan produk tekstil yang berkembang. Tercatat oleh Asosiasi Pertekstilan Indonesia, setidaknya ada 3.000 perusahaan yang dinilai pemeritah sebagai industri strategis ini.

Hari ini, Forum Wartawan Industri termasuk detikfinance berhasil berkunjung ke salah satu perusahaan tekstil di Bandung. Menyusuri jalan Mohamad Toha, Bandung, terlihat di kiri kanan berdiri banyak perusahaan-perusahaan tekstil dan garmen. Masyarakat Bandung dan sekitarnya menyebut kawasan ini memang dikenal sebagai daerah industri tekstil dan garmen.


Akhirnya, perjalanan kami berhenti di salah satu pabrik tekstil bernama PT Dalia Tex Kusuma. Sebuah perusahaan tekstil yang sudah berdiri sejak tahun 1967. Disambut oleh Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Ade Sudrajat serta Managing Director Dalia Tex, Rudi Unjoto, kami bersafari menyusuri beberapa gedung di pabrik ini.


Pemandangan menarik menuju pada salah satu divisi yaitu tahap tenun terakhir, yang disebut tahap ke-4 atau finishing dari seluruh rangkaian pembuatan benang menjadi kain. Ruangannya luas dan bising karena suara kencang yang ditimbulkan oleh mesin tenun imporan Jepang yang disebut water jet ini. Tak ada suara orang, hanya suara mesin yang terdengar.


Terlihat beberapa pegawai dengan earphone atau penutup telinga, mengoperasikan mesin tenun dengan teliti, karena jika tidak, produk yang cacat sedikit tidak akan laku terjual. Dalam ruangan finishing ini, terdapat 150 mesin tenun yang terus bekerja dari pagi hingga sore hari.


"Satu orang bisa meng-handle 30 mesin tenun di sini," ungkap Marketing Dalia Tex, Johny kepada detikFinance saat menemani kunjungan, di Pabrik Dalia Tex, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (23/3/2013).


Kompleks perusahaan ini berdiri di atas lahan seluas 25 hektar, termasuk yang terluas jika dibandingkan dengan perusahaan tekstil di kawasan Mohammad Toha ini. Pabrik ini pun memiliki mesin pengolah limbah yang diciptakan sendiri.


"Air lumpur dan limbah ini bisa diolah menjadi campuran batubara," kata Managing Director Dalia Tex, Rudi Unjanto.


Urusan produk, jangan ditanya. Perusahaan dapat memproduksi hingga 50 juta meter per tahunnya, berupa plyester, katun dan jenis kain lainnya. Yang mana 70% diantaranya diekspor ke beberapa negara di Eropa, Amerika Serikat, Latin Amerika, tak ketinggalan Asia.


"Ekspor kita nilainya tahun 2012 kemarin hingga US$ 60 juta, tahun ini kita targetkan naik hingga 10%," jelas Rudi.


Banyak hal yang didapat dari kunjungan ini, namun sayangnya rombongan tak bisa berlama-lama dan harus kembali bertolak ke Jakarta karena ada tugas yang diemban.


(zul/ang)