Subsidi Listrik Tahun Ini Bisa Mencapai Ratusan Triliun Rupiah

Jakarta - Subsidi listrik dari waktu ke waktu terus mencatat kenaikan. Sebelum tahun 2005 subsidi listrik hanya pada kisaran satu digit, kemudian setelah itu hingga sekarang lonjakan subsidi begitu drastis.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo menyatakan kenaikan subsidi dikarenakan beberapa faktor, di antaranya adalah naiknya harga minyak dunia.


"Sebelum 2005, subsidi hanya single digit, di mana tahun 2000 sampai 2004 Rp 3,4-4,9 triliun. Seiring dengan perubahan subsidi terarah menjadi semua golongan tarif dan naiknya ICP , tahun 2012 subsidi listrik Rp 95 triliun , realisasi Rp 101 triliun. Tahun 2011 Rp 45 triliun, realisasi Rp 93 triliun," ujarnya dalam sambutan pada acara kesepakatan bersama (Service Level Agreement/SLA) di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (22/3/2013)


Agus mengatakan, kenaikan minyak dunia berpengaruh karena masih banyaknya pembangkit yang berbahan bakar minyak.


"Diprediksi penyebab utama adalah kenaikan harga minyak dunia yang mengakibatkan kenaikan BBM dalam negeri. Banyak pembangit yang mash bergantung ke BBM," terangnya.


Sementara itu, program fast track program (ftp) tahap 1 dan 2 masih belum optimal dilaksanakan.


"Untuk meningkatkan pembangkit yang bertaraf rendah. Program ftp itu masih sering delay. Kondisi listrik ini juga terbatasnya pasokan batubara dan gas yang sebetulnya itu bisa digunakan untuk BBM," sebut Agus.


(ang/ang)