Nilai Ekspor Tekstil Indonesia Kalah dengan Vietnam

Jakarta - Kinerja ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia jauh tertinggal dengan negara berkembang lainnya seperti Vietnam. Kinerja ekspor TPT Indonesia masih berkutat di angka US$ 12 miliar per tahun.

Hal itu diungkapkan oleh Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Ade Sudrajatsaat ditemui di PT Dalia Tex Kusuma, Jalan Mohamad Toha, Bandung Jawa Barat, Sabtu (23/3/2013).


"Kita lihat Vietnam pada tahun 2000, ekspor mereka ke Amerika Serikat itu peringkat ke-82, sekarang ke-2. Ekspor mereka US$ 17 miliar pada tahun kemarin, kita masih berkutat di US$ 12-13 miliar," kata Ade.


Ade mengatakan, banyak regulasi yang menghambat kemajuan sektor industri ini untuk mengekspor, khususnya ke Amerika Serikat. Alasannya, Vietnam diuntungkan dalam perjanjian yang dinamakan Trans Pacific Partnership dengan Amerika Serikat, sedangkan Indonesia tidak ikut serta.


"Itu adalah kelompok eknonomi yang dimotori AS. Kalau tidak join kita harus bayar bea masuk sampai 15%. Kalau ikut kerjasama itu paling tidak hanya dikenakan 6%," katanya.


Dengan perjanjian Trans Pacific Partnership, maka negara-negara pengekspor tekstil lain akan diuntungkan. Dikatakan Ade, di ASEAN, tak hanya Vietnam yang memiliki perjanjian kerjasama dengan Amerika Serikat, namun juga negara seperti Malaysia, Brunei Darussalam, juga Singapura.


"Malaysia, Brunei, Singapura juga masuk," lanjutnya.


Sebenarnya, lanjut Ade, pemerintah Indonesia pernah ditawari kerjasama ini oleh Pemerintah Amerika Serikat melalui Presiden Barrack Obama. Namun, menurut Ade, penawaran tersebut ditolak oleh Menteri Perdagangan Gita Wirjawan.


"Obama waktu itu sudah baik hati menawarkan, tapi ditolak sama Gita (Gita Wirjawan). Harapan kita dipermudah, jangan dipersulit," cetusnya.


(zul/hen)