Berdasarkan bahan usulan Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub soal masterplan transportasi massal Jabodetebek dikutip detikFinance dari situs Kemenhub, Rabu (13/3/2013), total jumlah kebutuhan perjalanan per hari di wilayah Jabodetabek 2010 tercatat sebanyak 53,051 juta perjalanan.
Angka itu mencakup perjalanan orang dengan sepeda motor sebanyak 28,123 juta (53%) perjalanan per hari, perjalanan orang dengan kendaraan pribadi (mobil) 10,50 juta (20%) perjalanan per hari. Sedangkan jumlah perjalanan orang dengan angkutan umum hanya 14,42 juta (27%) perjalanan. Artinya saat ini setidaknya 73% orang-orang di Jabodetabek lebih memilih melakukan perjalanan dengan motor dan mobil.
Berdasarkan laporan itu, diperkirakan pada tahun 2020 akan ada kenaikan volume sebanyak 64 juta perjalanan per hari. Diperkirakan sebanyak 50% atau 32 juta perjalanan perhari adalah orang-orang yang menggunakan sepeda motor, mobil 28% dan angkutan umum 22%.
Hal itu akan terjadi jika tak ada upaya peningkatan infrastruktur transportasi massal berbasis jalan atau bus. Namun jika dilakukan upaya peningkatan transportasi massal sesuai dengan usulan masterplan maka akan mampu menekan jumlah perjalanan yang menggunakan motor dan mobil.
"Jika tidak ada pengembangan jaringan dan pelayanan transportasi perkotaan hingga 2020, modal share untuk angkutan umum akan berkurang dan kondisi lalu lintas akan semakin parah," jelas laporan tersebut.
Menurut data itu, yang mengerikan lagi, jika tak ada upaya peningkatan transportasi massal di Jabodetabek, maka kecepatan perjalanan kendaraan akan makin melambat dari waktu tempuh 23,6 Km/jam menjadi 15,2 Km/jam, sedangkan jika ada perbaikan transportasi massal ada penambahan kecepatan perjalanan menjadi 24 Km/jam.
(hen/dnl)
