SBY: Saya Memang Marah karena Urusan Bawang Merah dan Putih

Jakarta - Presiden SBY mengaku dirinya memang kesal dengan kondisi kenaikan harga bawang merah dan bawang putih yang tidak wajar di pasar. Dia mengingatkan para menterinya untuk segera menyelesaikan persoalan lonjakan harga tersebut.

"Saya memang marah kemarin karena urusan bawang merah dan putih. Ini sudah berhari-hari tapi kurang cepat, konklusif dan kurang nyata penanganannya," ujar SBY dalam sambutannya saat bertemu dengan para pemimpin media massa di Istana Negara, Jakarta, Jumat (15/3/2013).


Dikatakan SBY, para kementerian terkait masalah lonjakan harga ini sudah bekerja segera pada malam tadi, dan melaporkan kepadanya. "Insya Allah ada solusi cepat, berubah harga tersebut menjadi lebih stabil , rakyat percaya dan kemudian tindakan-tindakan berikutnya," paparnya.


SBY menjelaskan selama ini Indonesia merupakan eksportir bawang merah, tapi tidak setiap saat dan tergantung musim. Diceritakan SBY, dirinya pernah berkunjung langsung ke Brebes dan berdialog dengan petani bawang merah sehingga mengerti apa yang dirasakan petani.


"Karena musiman awal tahun biasanya kekurangan pasokan, nah kita impor sedikit. Biasanya sepanjang tahun kita lebih banyak mengekspor. Bawang putih kita net importir, dari Tiongkok misalnya. Nah mengapa ini terjadi membumbungnya harga sampai Rp 100-300 ribu? Ternyata ada missmatch, bawangnya sudah datang di pelabuhan rupanya ada keterlambatan proses di Kementan tidak klop dengan Kemendag tidak segera dialirkan, kalau bisa hari ini ya hari ini kan sudah selesai urusannya," lanjutnya.


"Mudah-mudahan bisa segera dialirkan kita masukan ke pasar dan demand berubah dengan bagus, ternyata ada juga yang telah datang ke pelabuhan yang tidak mendapatkan izin nah itu ada cara sendiri, nah itu jangan sampai rakyat kita terlalu lama berada dalam ketidakpastian. Yang terakhir begini teman-teman pimred, kalau harga bawang naik seperti ini, petani utamanya bawang bersyukur rezekinya bertambah, mudah-mudahan yang memiliki rezeki petaninya bukan pedagangnya yang terlalu banyak mengambil keuntungan, tetapi bagaimanapun harga harus stabil, baik bagi petani dan konsumennya secara menyeluruh," tutupnya.


(mpr/dnl)