Pelindo II Siapkan Rp 21 Triliun untuk Bangun Pelabuhan

Jakarta - PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) telah menghabiskan investasi Rp 2,1 triliun pada 2012 lalu untuk membangun pelabuhan. Investasi ini naik dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 1,5 triliun.

Bahkan untuk jangka panjang, perseroan menyiapkan investasi Rp 21,308 triliun untuk pembangunan pelabuhan


Total dana investasi itu digunakan untuk pembangunan fasilitas pelabuhan, kapal, alat fasilitas pelabuhan, instalasi fasilitas pelabuhan, tanah, jalan dan bangunan, peralatan, kendaraan dan investasi non fisik.


Direktur Pengembangan Usaha Pelindo II Saptono R Irianto mengatakan, pertumbuhan ekonomi nasional dan arus barang baik nasional maupun internasional cukup tinggi dan menunjukan kecenderungan tetap tinggi pada masa yang akan datang.


"Investasi itu untuk pengembangan Pelindo II," katanya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi V, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (14/3/13).


Selain itu, pihaknya juga telah menyiapkan total belanja modal untuk tahun 2012-2016 sebesar Rp 21,308 triliun.


Anggaran itu akan digunakan untuk pembangunan kantor pusat, Kalibaru, Sorong, Tanjung Pandan, Pangkal Balam, Bengkulu, Jambi, Sunda Kelapa, Banten, Cirebon, Pontianak, Palembang, Teluk Bayur, Panjang, dan Tanjung Priok.


Sementara itu, perseroan mencatat laba belum diaudit di tahun 2012 mencapai Rp 1,790 triliun atau naik dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 1,478 triliun.


Naiknya laba tersebut ditopang oleh kenaikan pendapatan perusahaan tahun 2012 sebesar Rp 6,414 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 5,074 triliun. Ia menyebutkan, pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 6% dan pertumbuhan arus barang dan petikemas 7% per tahunnya.


"Kinerja dari seluruh pendukung sistem logistik termasuk pelabuhan perlu ditingkatkan," kata Saptono.


Saptono menjelaskan, tahun 2012 posisi kas perusahaan tercatat Rp 1,137 triliun naik dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 934 miliar. Sementara aset tercatat Rp 12,149 triliun di tahun 2012 yang juga naik dari tahun sebelumnya sebesar Rp 9,147 triliun.


(hen/hen)