Harga Bawang Meroket, Hatta: Penyelundupan Harus Kita Sikat

Semarang - Tingginya harga bawang akhir-akhir ini menyumbang inflasi 0,12% di Februari. Hal itu membuat pemerintah mengambil langkah untuk mengatur tambahan impor bawang hingga Mei mendatang.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, Presiden SBY memberi perhatian tinggi terhadap permasalahan harga bawang yang melonjak. Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan pun menetapkan pengaturan tambahan impor bawang.


"Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan sudah menetapkan untuk mengatur tambahan impor dalam keadaan seperti ini agar harga kembali stabil," kata Hatta usai acara Penguatan Petani Untuk Pengembangan Tanaman Obat di PT SidoMuncul, Semarang, Sabtu (16/3/2013).


Ia menambahkan, dari data yang diperoleh, setidaknya butuh 25 ribu ton impor bawang hingga Mei mendatang. Hal itu dilakukan sebagai upaya menstabilkan kembali harga bawang.


"Dari data, setidaknya mengimpor 25 ribu ton sampai dengan bulan Mei untuk memenuhi kebutuhan bulan Februari hingga bulan Mei supaya bisa menstabilkan harga bawang," tandasnya.


Impor yang dilakukan, lanjut Hatta, diharapkan tidak gegabah dan justru mempengaruhi kesejahteraan petani bawang lokal. "Secara bertahap untuk menurunkan harga. Kalau terlalu gegabah nanti over supply, saat petani panen, harga jatuh. Kasihan," pungkas Hatta.


Sementara itu untuk para importir, Bea Cukai diharapkan tegas terhadap pelanggaran kelengkapan dokumen dan perizinan impor. Hal itu terkait didapatinya puluhan kontainer bawang impor ilegal di pelabuhan Tanjung Priok.


"Nanti akan dipilah dan dilihat kategorinya apa. Pelanggaran atau tidak. Dirjen Bea Cukai akan laporkan itu. Menteri keuangan sudah SMS saya katanya sebagian besar belum ada perizinan," tuturnya.


"Kalau seperti ini kasihan petani. Penyelundupan harus kita sikat! Ini yang menyengsarakan petani kita," tegas Hatta.


(alg/dnl)