Perry Warjiyo Janji Kendalikan Inflasi dan Suku Bunga Rendah

Jakarta - Calon Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjalani uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) di Komisi XI DPR. Perry yang merupakan Asisten Gubernur BI ini menawarkan 6 agenda khusus kebijakan BI ke depan.

"Saya meyakini penerapan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial akan menjadi landasan kokoh untuk mewujudkan visi baru BI ke depan. Fokus utama kebijakan moneter perlu diarahkan pada inflasi yang rendah dan stabilitas nilai tukar Rupiah. Ini perlu respon kebijakan suku bunga yang tepat, didukung oleh koordinasi dengan Pemerintah (Pusat dan Daerah) yang erat," jelas Perry.


Perry menyampaikan hal ini secara langsung di depan para Anggota Komisi XI DPR, di Gedung DPR, Kamis (14/3/2013). Ia menjelaskan kebijakan moneter tersebut perlu diintegrasikan dengan kebijakan makroprudensial untuk mengelola risiko sistemik dan fungsi intermediasi perbankan agar stabilitas sistem keuangan dan stabillitas moneter tetap terjaga.


Perry menyampaikan 6 misi yang akan dilakukan Bank Indonesia ke depan. Yang menjadi fokus Perry adalah mengenai kebijakan pengendalian inflasi dan suku bunga rendah.


"Saya mempunyai komitmen kuat dalam pengendalian inflasi dan kebijakan suku bunga rendah. Hal ini penting tidak hanya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, tetapi juga kesejahteraan masyarakat," jelas Perry.


Dengan penerapan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial, tidak semua beban pengendalian inflasi diletakkan pada kebijakan suku bunga agar suku bunga tetap rendah.


"Terkait dengan suku bunga kebijakan, saya berkeyakinan suku bunga BI-Rate yang sejak Februari 2012 dipertahankan pada level 5,75% masih konsisten dengan pencapaian sasaran inflasi 4.5%±1% dan mendukung pertumbuhan ekonomi," jelasnya.


Berikut 5 agenda lain yang menjadi misinya.



  1. Stabilisasi nilai tukar Rupiah dan pendalaman pasar keuangan

  2. Penguatan kebijakan makroprudensial dan koordinasi dengan OJK

  3. Pemberdayaan sektor riil, UMKM dan ekonomi daerah

  4. Penguatan koordinasi dengan Pemerintah dan komunikasi kebijakan

  5. Penguatan organisasi dan sumber daya manusia




"Saya merasakan masa transisi dan pengalihan pengawasan bank ke OJK, di tengah tantangan berat BI menjaga kesinambungan perekonomian nasional dari dampak berlanjutnya krisis global, merupakan masa-masa yang sulit dan menentukan," ungkapnya.

"BI akan memasuki babak baru dengan visi dan misi, strategi kebijakan, serta organisasi dan SDM yang perlu diperkuat. Saya berkeyakinan 6 (enam) agenda kebijakan yang saya ajukan di atas akan menjadi landasan kokoh bagi BI ke depan," tutup Perry.


Anggota Komisi XI, Arif Budimanta mengungkapkan terdapat dua pemaparan Perry yang cukup bagus diterapkan BI.


"Pertama adalah pendalaman finansial melalui manajemen devisa yang pro ekonomi nasional dan kemudian penjagaan stabilitas nilai tukar yang bermuara kepada stabilitas harga melalui pendekatan pengelolaan multipurpose," tutur Arif.


"Menurut saya beliau sangat layak untuk menjadi Deputi Gubernur BI dalam menghadapi dinamika perubahan strategi ekonomi global saat ini," tegas Arif.


(dru/dnl)