Ingin Ambil Alih Inalum, RI Masih Negosiasi Harga dengan Jepang

Bogor - Pemerintah Indonesia berencana mengambil alih PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dari pihak Jepang. Pusat Investasi Pemerintah (PIP) selaku penyedia dana ingin harga pembelian di bawah Rp 7 triliun.

Kepala PIP Soritaon Siregar mengaku, saat ini pihaknya masih terus melakukan negosiasi terkait itu untuk memastikan berapa harga yang 'pas' untuk mengakuisisi perusahaan alumunium yang dikuasai Jepang itu.


"Harapannya sih bisa di bawah Rp 7 triliun, tapi antara Indonesia dan Jepang belum ada kesepakatan hingga saat ini," kata Soritaon saat acara Media Gathering, di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (16/3/2013).


Soritaon mengungkapkan, pemerintah telah menganggarkan Rp 7 triliun untuk mengakuisisi seluruh saham Inalum. Di 2012, pemerintah sudah mengeluarkan dana Rp 2 triliun untuk Inalum, sementara tahun ini akan ditambah Rp 5 triliun. Namun, besaran anggaran tersebut saat ini masih menunggu persetujuan dari DPR.


"Anggarannya masih dibintangi, sebab DPR masih menunggu rencana bisnis pasca akuisisi akhir Oktober 2013. Mau ke arah mana Inalum ini akan dibawa, apakah swasembada aluminium, bauksit atau dari sisi manajemen dan lainnya," terangnya.


Rencananya, niat akuisisi tersebut harus bisa diselesaikan sebelum 31 Oktober 2013 sesuai dengan Master of Agreement yang ditandatangani 7 Juli 1975.


Nantinya, kata Soritaon, Inalum bakal menjadi perusahaan pelat merah milik pemerintah. Nippon Asahan Aluminium Co.Ltd atau NAA Jepang menguasai mayoritas saham Inalum sebanyak 58,9%. Sedangkan sisanya 41,1% merupakan milik pemerintah Indonesia.


(dnl/dnl)