Megawati Institute: Utang RI Rp 2.000 Triliun Sudah Tak Wajar

Jakarta - Direktur Megawati Institute yang juga Anggota Komisi XI DPR RI Arif Budimanta mengatakan utang Indonesia yang mencapai Rp 2.000 triliun sudah tidak wajar. Sebab, nilai utang sudah dua kali lipat dibandingkan penerimaan negara yang sekitar Rp 1.000 triliun.

"Saya rasa sudah melebihi batas psikologis masyarakat. Tak wajar. Karena coba bandingkan dengan penerimaan negara yang sekitar Rp 1.000 triliun , ini kan sudah dua kali lipat dari penerimaan negara," ujar Arif kepada detikFinance, Selasa (21/5/2013)


Itu pun, menurutnya yang membuat pemerintah terbiasa melakukan sistem 'gali lubang tutup lubang'. "Jadi antara rasio penerimaan dan utang itu sudah tidak sehat, itu yang mengakibatkan pemerintah selalu gali lubang tutup lubang," jelasnya.


Arif menilai pemerintah terlalu berbangga dengan kesehatan penjagaan fiskal sejauh ini. Padahal, menurutnya ada suatu kondisi dimana negara akan kesulitan membayar utang.


"Lihat saja sekarang, kemampuan dari waktu ke waktu itu menurun, kemudian membuat kita tidak sanggup membayar, dan itu kan bahaya," ungkapnya.


Ia menyadari utang tersebut memiliki jatuh tempo yang cukup lama, yakni di atas 8 tahun. Akan tetapi, apakah menurutnya selalu pemerintahan selanjutnya harus tersandera untuk membayar utang.


"Persoalan kemudian walaupun memiliki jatuh tempo yang cukup lama. Ini kan jadi tanggung jawab untuk anak-anak muda yang nantinya menjabat pemerintahan," kata Arif.


(dru/dru)