MS Hidayat: 31 Oktober 2013 Inalum Pasti Kita Ambil Alih

Jakarta - Menteri Perindustrian MS Hidayat memastikan PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) akan diambil alih seluruhnya oleh Indonesia pada 31 Oktober 2013. Hal ini sejalan berakhirnya kontrak kerjasama dengan Jepang.

"Tanggal 31 Oktober pasti kita takeover (ambil alhi)," kata Hidayat di Istana Negara, Jakarta, Selasa (21/5/2013)


Ia mengatakan sesuai dengan instruksi Presiden SBY, tim negosiasi Inalum dipimpin langsung oleh dirinya Sementara itu Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa selaku ketua tim pengarah. Hidayat dan timnya telah terbang ke Jepang dalam rangka negosiasi dengan Jepang.


"Kemarin sudah dateng para dirjen kita dari keuangan, kemudian kita bahas, lalu pada akhir Mei awal Juli, mereka (Jepang) akan dateng dengan proposal dalam rangka penyelesaian," katanya.


Inalum adalah usaha patungan pemerintah Indonesia dengan Jepang. Proyek ini didukung aset dan infrastruktur dasar, seperti pembangkit listrik tenaga air dan pabrik peleburan aluminium berkapasitas 230-240 ribu ton per tahun.


Pemerintah Indonesia memiliki 41,13% saham PT Inalum, sedangkan Jepang memiliki 58,87% saham yang dikelola konsorsium Nippon Asahan Aluminium (NAA). Konsorsium NAA beranggotakan Japan Bank for International Cooperation (JBIC) yang mewakili pemerintah Jepang 50% dan sisanya oleh 12 perusahaan swasta Jepang.


Berdasarkan perjanjian RI-Jepang pada 7 Juli 1975, kontrak kerja sama pengelolaan PT Inalum berakhir 31 Oktober 2013. Untuk mengambil alih perusahaan aluminium tersebut, pemerintah menyiapkan dana US$ 723 juta atau Rp 7 triliun.


(hen/dnl)