Pertamina: Untung Jual BBM Kecil, Banyak SPBU Mau Tutup

Jakarta - Kecilnya marjin keuntungan penjualan BBM membuat banyaknya pengusaha ingin menutup SPBU miliknya. Ternyata menurut Pertamina, banyak SPBU yang saat ini merugi.

"Hal ini terjadi karena marjin usaha yang ditetapkan sangat kecil, dan tidak pernah mengalami kenaikan sejak tahun 2008," ujar Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Hanung Budya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR membahas Asumsi Energi RAPBN Perubahan 2013. Rapat diadakan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (22/5/2013).


Bahkan di kota besar, kata Hanung, pengusaha SPBU lebih memilih menutup usahanya dan berpindah ke bisnis properti karena keuntungannya jauh lebih besar. Untung penjualan BBM saat ini adalah Rp 180-Rp 205 per liter, tergantung apakah SPBU tersebut adalah 'Pasti Pas' atau tidak.


"Kalau ini terus dibiarkan maka akan sangat merepotkan, karena masyarakat akan kekurangan akses untuk mendapatkan BBM," ucap Hanung.


Untuk itu, kata Hanung, pihaknya meminta kepada DPR dan Pemerintah dapat menyetujui tambahan alpha BBM subsidi sebesar Rp 50/liter.


"Kami berharap agar pemerintah dan DPR bisa memberikan tambahan alpha Rp 50 per liter, pasalnya 5.027 pengusaha SPBU sudah mendesak adanya tambahan alpha, karena selama 2008-2013 seluruh biaya operasional terus naik termasuk upah minimum propinsi tentu ini menjadi beban pengusaha SPBU," tandas Hanung.


Sebelumnya, etua Umum Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Eri Purnomohadi pernah mengatakan, para pengusaha SPBU hanya mendapatkan marjin Rp 200 untuk setiap liter BBM subsidi yang dijual.


"Marjinnya sangat rendah Rp 200 per liter itu yang SPBU Pasti Pas. Kalau bukan SPBU Pasti Pas itu hanya Rp 180 per liter, padahal kita juga sudah minta margin dinaikkan sejak tahun lalu," ucap Eri.


Rendahnya marjin ini tentu membebani para pengusaha SPBU, khususnya yang di daerah yang hanya dapat jual 4.000 liter/hari.


"Ya kasihan pengusaha SPBU di daerah yang hanya dapat 4 ton sehari (4.000 liter) x Rp 200 hanya dapat Rp 800.000 per hari, kecil," ungkapnya.


Ini belum lagi losses atau susut penyaluran BBM yang masih tinggi dari Pertamina, dan menjadi beban pengusaha SPBU. "Susut BBM-nya Pertamina masih tinggi mencapai 0,3%-0,5%," tandas Eri.


(rrd/dnl)