Ada Balsem Salah Sasaran, Hatta: Itu Wajar

Jakarta - Sekitar 10 ribu paket bantuan langsung sementara masyarakat (Balsem) ditarik karena salah sasaran, akibat si penerima meninggal dunia atau berubah status. Menurut pemerintah, hal tersebut wajar.

"Ada sekian ribuan yang akan ditarik (salah sasaran). Dibadingkan dengan jumlah BLSM yang akan dibagikan 15,5 juta rumah tangga sasaran, tentu ada yang di sana sini yang salah, karena ada yang meninggal, ada perubahan kemampuan dan sebagainya, jadi ya wajar," ujar Menko Perekonomian Hatta Rajasa ketika ditemui di acara Seminar Kajian Tengah Tahun (KTT) INDEF di Hotel Sahid Jakarta, Selasa (2/7/2013).


Menurut Hatta, Kesalahan data Balsem bisa saja terjadi, mengingat banyaknya jumlah penerima Balsem, yang jumlahnya 15,5 juta rumah tangga.


"Saya kira instrumen untuk memperbaiki ada. Ini pelajaran berharga," kata Hatta.


Sebelumnya diberitakan, Menko Kesra Agung Laksono mengatakan, pemerintah bakal merevisi 10 ribu paket bantuan langsung sementara masyarakat (Balsem). Alasannya, 10 ribu calon penerima Balsem tersebut mengalami pergantian status dan sudah meninggal dunia.


"Akan ada yang diretur (dikembalikan) KPS (Kartu Perlindungan Sosial)-nya karena ada yang meninggal dunia dan ada yang beralih status," ujar Agung kemarin.


Menurut Agung, paket Balsem yang akan direvisi jumlahnya tidak terlalu banyak. Tahap pertama penyaluran paket Balsem, pemerintah menyalurkan hanya kepada 9 juta rumah tangga sasaran.


"Itu ada sekitar 0,02% dari 9 juta rumah tangga sasaran penyaluran. Jadi hanya 10 ribu yang kembali," katanya.


Sementara itu ia mengakui ada penyaluran Balsem yang tidak tepat sasaran namun jumlahnya tidak banyak. "Orang berhak tetapi diberikan Balsem jumlahnya tidak banyak," ujarnya.


Agung menegaskan, penyaluran Balsem tahap pertama rampung pertengahan Juli 2013. Pemerintah telah bekerjasama dengan PT Pos Indonesia (persero) menyalurkan Balsem.


"Pokoknya pertengahan Juli sudah selesai dan diserahkan juga dibayar kepada seluruh penerima," kata Agung.


Seperti diketahui, pemerintah menganggarkan Balsem Rp 150 ribu/bulan selama 4 bulan kepada 15,5 juta masyarakat miskin. Untuk tahap pertama, Balsem Juni dan Juli diberikan satu kali sebesar Rp 300 ribu.


(dnl/dnl)