"Sebetulnya tidak perlu ada kepanikan karena dolar Rp 10.200 sekarang, yield kita sudah mulai mengalami penurunan dari 8,3 ke 7,8 bahkan sempat 7,4 artinya asing sudah mulai masuk ke sini lagi. jadi saya lihat gejala eksportir mulai suplai dolar dan (pedagang) valuta menjual dolarnya," ujar Menteri Keuangan Chatib Basri di Gedung BI, Jakarta, Kamis (25/7/2013)
Chatib menambahkan, jika dibandingkan dengan mata uang negara kawasan maka rupiah masih cukup baik. Apalagi dibandingkan dengan Rupee dan Yen.
"Dari segi depresiasi kita, sekitar 3,4%, tidak lebih buruk dari beberapa negara lain termasuk Rupee dan Yen. Jadi sebetulnya, depresiasi rupiah masih inline dengan pergerakan regional," jelasnya.
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo terus mengutamakan kestabilan nilai tukar rupiah. Bentuk intervensi BI, menurutnya adalah dengan memastikan ketersedian valas di pasar.
"Kalau BI itu yang diutamakan adalah stabiitas daripada nilai tukar, bahwa kalau tersedia kebutuhan valas, dana memang ada kita lihat bahwa ada kebutuhan dari korporasi dan retail akan valas. Dan juga kebutuhan itu meliputi kebutuhan untuk pembayaran deviden, pembayaran utang, dan juga repatriasi keuntungan," ungkapnya pada kesempatan yang sama.
(ang/ang)
