Perbaikan Jalan Termasuk Pantura Dihentikan, Lanjut Lagi H+10 Lebaran

Jakarta - Pemerintah sudah menghentikan proses perbaikan jalan nasional termasuk Jalur Pantura (Pantai Utara) Jawa menjelang lebaran. Proses perbaikan jalan baru akan dilanjutkan kembali pada H+10 pasca Lebaran. Hal ini dilakukan agar tidak mengganggu dan mengakibatkan kemacetan pada saat arus mudik maupun arus balik.

"Kami nyatakan, mulai tanggal 26 Juli 2013, jalur lebaran akan bisa dilewati pemudik. Semua pekerjaan dari pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala maupun peningkatan jalan dihentikan," tutur Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto seperti dikutip dari situs Kementerian Pekerjaan Umum, Sabtu (27/7/2013).


Djoko mengatakan, penghentian proses pengerjaan dilakukan lebih cepat dari yang ditargetkan yaitu pada H-10 lebaran.


"Sebenarnya Kementerian PU berhenti melakukan pemeliharaan, pembangunan dan perbaikan infrastruktur jalan sejak H-10 dan H+10. Namun hari ini saya minta untuk dihentikan, lebih cepat lebih baik kan tidak apa-apa," imbuhnya.


Secara khusus, Djoko mengatakan, bila Jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa sepanjang 1.300 kilometer adalah bagian dari jalan nasional yang sudah ditangani dengan cara pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, peningkatan kapasitas, dan daya dukung dalam bentuk rekonstruksi. Sehingga saat ini, Pantura layak untuk dilewati para pemudik walaupun ada beberapa ruas jalan yang belum selesai ditangani.


"Adapun jalan yang belum selesai diperbaiki akan dilanjutkan setelah Lebaran. Salah satunya jalan pantura di ruas Brebes-Pejagan yang perlu dibeton," kata Djoko.


Di tahun ini, Kementerian PU menganggarkan Rp 1,2 triliun untuk penanganan jalur Pantura. Anggaran itu dialokasikan sepanjang tahun tidak hanya menjelang lebaran saja. Selain itu Kementerian PU juga memberikan perhatian lebih kepada jalan nasional sepanjang 38.000 km termasukl yang banyak dilalui pemudik seperti Jalan Lintas Timur dan Barat Sumatera.


"Pekerjaan tersebut dilakukan dalam masa satu tahun anggaran yang dimulai dari Januari hingga Desember. Namun kami sudah memulai proses tender pada November agar fisik bisa dilakukan pada awal tahun," jelas Djoko.


Selain itu, Kementerian PU juga berencana untuk mengubah struktur jalur Pantura dari aspal menjadi beton. pengubahan komposisi itu dilakukan agar ruas jalan Pantura itu mampu menahan volume kendaraan yang diprediksi terus meningkat. Dengan beton, kekuatan muatan sumbu terbatas (MST) atau daya tahan jalan terbilang lebih lama.


"Jalan beton di jalur pantura baru 229 kilometer dari total 1.300 kilometer, dan yang diganti daur ulang 106 kilometer," tutur Djoko.


Jalur Pantura yang akan dibeton, dilakukan secara bertahap dan menyebar. Cara ini untuk mengurangi tingkat kemacetan di beberapa jalur Pantura.


"Tahun depan, pekerjaannya disambung lagi. Tidak mungkin dalam setahun kita gali bareng, nanti nggak ada kendaraan yang lewat," ujarnya.


(wij/dnl)