Harga Daging Melonjak, Pengeluaran Masyarakat Bertambah Rp 1 Triliun/Bulan

Jakarta - Kenaikan harga daging sapi belakangan ini berdampak pada bertambahnya pengeluaran belanja konsumsi masyarakat. Misalkan Kenaikan harga daging sapi lebih mahal Rp 20.000/Kg dari harga normal Rp 70.000, akan berdampak pada penambahan pengeluaran Rp 1 triliun/bulan.

Mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Ardiansyah Parman mengatakan harga normal daging sebenarnya berada di angka Rp 70.000/kg. Dengan demikian dalam pembelian 1 kg daging, masyarakat seolah 'boros' uang sebesar Rp 20.000 per Kg.


"Masyarakat sebenarnya telah mengeluarkan pengeluaran melebihi yang seharusnya. Ada Rp 20.000 uang masyarakat yang bisa dibelikan barang yang lain," kata Ardiansyah di acara Diskusi Panel Darurat Pangan Jelang Lebaran Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Jumat (25/7/2013).


Ardiansyah mengungkapkan, konsumsi rata-rata daging sapi per tahun mencapai 600 ribu ton, atau dalam sebulan bisa mencapai 50.000 ton setara 50 juta Kg. Menurut Ardiansyah, jika dikalikan dengan selisih harga yang lebih mahal Rp 20.000 per Kg, setidaknya masyarakat mengeluarkan Rp 1 triliun per bulan untuk hal yang tidak perlu.


"Kalau terjadi selama 3 bulan berturut-turut, maka ada dana Rp 3 triliun untuk membayar sesuatu yang seharusnya tidak mereka bayar," tegasnya.


Ia juga menyinggung soal keterlambatan penugasan kepada Perum Bulog dalam mengimpor daging. "Bulog hanya mampu mendistribusikan 40 ton, dalam 2 minggu. Tugas kepada Perum Bulog itu 3.000 ton," katanya.


Ardiansyah meragukan harga daging sapi akan stabil, karena keterlambatan penugasan terhadap Bulog tersebut.


"Diperkirakan tanggal 2 Agustus akan masuk 1000 ton. Pertanyaannya, sistem distribusi seperti apa yang memungkinkan tujuan stabilisasi itu tercapai, mengingat kemampuan kita mendeliver ke pasar itu hanya 40 ton," katanya.


(zul/hen)