Pencurian Minyak Masih Marak, Kepala SKK Migas: Kami Sudah Babak Belur

Jakarta - Kegiatan pencurian minyak di Indonesia masih terus terjadi, dan yang paling sering jadi langganannya adalah di pipa minyak Pertamina Tempino-Plaju Sumatera Selatan. Apa kata Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas)?

Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini mengatakan, pihaknya selaku pemegang atau otoritas kegiatan hulu migas di Indonesia sudah babak belur memberantas pencurian minyak, tapi pencuri tidak kapok-kapok.


Menurut Rudi, pencurian minyak di wilayah Sumsel ini terjadi karena awalnya di wilayah ini ada sejumlah sumur tua yang dikelola dan disuling sendiri oleh masyarakat secara tradisional. Sudah berpuluh-puluh tahun, sumur minyak tua tidak berproduksi lagi dan akhirnya pemilik kilang tradisional ini mencuri minyak dari pipa Pertamina.


"Pencurian ini juga sudah berlangsung lama. Bagaimana kami mau menginspeksi pipa sepanjang 270 km? Ada ratusan titik dan berulang. Lalu tenryata kilang-kilang rakyat ini dilindungi oleh Perda Sumsel, yaitu diperbolehkan mengelola kilang rakyat. Padahal tidak ada hak dari gubernur atau kepala daerah mengatur industri migas. Semua diatur negara," kata Rudi seperti dikutip Sabtu (27/7/2013).


Rudi meminta Perda yang mengizinkan kilang rakyat ini dicabut, namun ternyata sampai sekarang belum juga dicabut. Sehingga pencurian minyak masih ada. "Teman-teman kami di daerah sulit menginspeksi pipa 270 km tiap hari. Kita sudah sampai babak belur, bahkan ada perwailan kami yang disomasi karena terlalu keras terhadap pencuri ini," tutur Rudi.


Di wilayah Tempino-Plaju Sumatera Selatan ini ada sekitar 200 pengilangan tradisional. Rudi mengaku, tak mungkin SKK Migas sendirian menindak para pencuri dan pemiliki kilang tradisional ini. "Biarkan aparat yang melakukan. Tapi bukan berarti kami berpangku tangan, tapi kami sudah babak belur," Kata Rudi.


Seperti diketahui, Pertamina saat ini menghentikan produksi minyaknya yang dialirkan lewat pipa Tempino-Plaju karena pencurian minyak makin parah. Rudi mengatakan, penghentian produksi dari pertamina ini membuat produksi minyak 12 ribu barel per hari terhenti. Padahal saat ini produksi minyak Indonesia sedang turun.


(dnl/dnl)