Pertamina Sebut Pencurian Minyak Sangat Terorganisir

Jakarta - Pencurian minyak mentah milik PT Pertamina (Persero) di Tempino (Jambi)-Plaju (Sumatera Selatan) yang menyebabkan kerugian ratusan miliar rupiah selama 2013. Pertamina menganggap praktik ilegal yang sudah berlangsung puluhan tahun ini dilakukan secara terorganisir.

Pencurian ini sering terjadi dan sudah dilaporkan berkali-kali, bahkan menurut sumber detikFinance, Pertamina sudah membuat laporan 144 kali kasus pencurian dan hanya 4 laporan yang diproses ke pengadilan.


"Indikasinya memang seperti itu (dibekingi), bahwa pada beberapa kesempatan penangkapan, pengejaran dan upaya penangkapan yang dilakukan oleh Tim Pengamanan kita, nampaknya kegiatan pencurian ini sangat masif terstruktur perintah, pembolongan pipanya dan terkoordinir dalam hal penadahan serta penyaluran minyak curian tersebut," ungkap Manager Humas PT Pertamina EP Agus Amperianto, kepada detikFinance, Jumat (26/7/2013).


Menurut Agus selamam ini arah pendistribusian dan kendaraan yang sudah ditangkap pun masih sulit sebagai barang bukti. Agus mengatakan harus ada upaya keras untuk memberantas praktik terlarang ini.


"Apakah bahasa lainnya tidak terstruktur dan masih itu? memang butuh extra effort untuk memerangi mafia ini," ucapnya.


Bahkan untuk menderita kerugian yang makin besar ini, Pertamina terpaksa menghentikan penyaluran minyak di jalur Tempino menuju Bentayan.


"Berdasarkan pengarahan Direktur Utama Pertamina, penyaluran minyak dari SPPP Tempino-Bentayan dihentikan sampai ada perintah pengoperasian dari Pertamina Pusat. Penyaluran minyak dari Bentayan ke KM 03 (Plaju) dapat dioperasikan seperti yang sudah berjalan saat ini," katanya.


(rrd/hen)