Produksi Kedelai RI Rendah, Ini Penjelasan Kementan

Jakarta - Produktivitas kedelai di Indonesia masih tergolong kurang. Per tahun, total produksi kedelai Indonesia hanya mencapai sekitar 600 ribu ton. Masih jauh dibanding kebutuhan yang mencapai 1,5 juta ton/tahun. Apa penyebabnya?

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian Haryono mengatakan, kurangnya produksi kedelai disebabkan karena beberapa faktor. Karena itu, kedelai tidak akan sanggup memenuhi swasembada di tahun 2014.


"Kedelai ini pertama sulitnya karena apa. Karena harga, tapi alhamdulillah sekarang sudah ada HPP Rp 7.000 sehingga para petani bergairah kembali walaupun agak lambat," kata Haryono saat ditemui di Badan Pusat Litbang Kementan, Jalan Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (25/7/2013).


Haryono mengatakan, petani sempat kurang bergairah menanam kedelai karena harganya yang relatif lebih rendah dibanding komoditi lain seperti bawang merah, bawang putih, jagung, dan produk holtikultura lainnya.


Selain itu, sambung Haryono, permasalahan lahan pun menjadi kendala utama. Lahan perkebunan kedelai saat ini di Indonesia hanya tersedia sekitar 500 ribu hektar.


"Dulu itu 1,2 juta hektar, turun dengan sendirinya karena berkompetisi dengan jagung dan lain-lain," jelasnya.


Yang ketiga, faktor yang mempengaruhi kurangnya produktivitas kedelai di Indonesia adalah benih. Benih dan tanaman kedelai rentan terhadap hama penyakit.


"Secara umum menanam kedelai lebih sulit dibanding menanam padi dan jagung. Karena banyak hama penyakit, padi bisa tahan 6 bulan, kalau kedelai cuma 3 bulan," paparnya.


(zul/dnl)